Perjalanan Politik Putra Penjaga Pantai

Perjalanan Politik Putra Penjaga Pantai

“Kebangkitan Hagia Sophia dari Bukhara hingga Andalusia, salam yang tulus dari kami untuk seluruh kota yang menjadi ikon peradaban,” kata Erdogan.

“Kebangkitan Hagia Sophia dari Sultan Alp Arslan hingga Sultan Muhammad Al-Fatih juga Sultan Abdul Hamid II. Alasan pengorbanan kita hari ini, adalah untuk melanjutkan perjuangan seluruh nenek moyang kita,” tambahnya.

Dengan kebangkitan Hagia Sophia, ini berarti ia membantu membangkitkan lagi nilai-nilai religius. Sebab, kebangkitan ini bak simbol dari keadilan, hati nurani hingga terangkatnya cahaya peradaban kembali.

“Kebangkitan Hagia Sophia selain untuk membahagiakan ruh Sang Pembebas, Muhammad Al-Fatih, juga untuk menghidupkan makna nilai-nilai religius Syaikh Aaq Syamsuddin dan nilai-nilai estetika dari Mimar Sinan serta mengembalikan kebahagiaan dalam hati kita semua,” ujar Erdogan.

“Kebangkitan Hagia Sophia adalah simbol dari keadilan, hati nurani, akhlak, tauhid dan persaudaraan dan terangkatnya kembali cahaya peradaban yang dirindukan,” paparnya.

Erdogan menjelaskan, gambar Hagia Sophia ini menjadi jawaban terbaik dari semua serangan. Atas nilai serta simbol mereka sebagai umat Islam di seluruh dunia.

“Kebangkitan Hagia Sophia adalah proklamasi bahwa rantai belenggu pada pintunya, juga pada hati dan kaki kita, telah hancur dan dibuang jauh-jauh. 70 tahun selepas dikembalikannya adzan ke bahasa aslinya (Arab), beroperasinya kembali amanah Al-Fatih, yakni Hagia Sophia sebagai masjid ini adalah tindakan yang bisa dikatakan cukup terlambat,” jelasnya.

“Gambar Hagia Sophia ini menjadi jawaban yang terbaik terhadap semua serangan kurang ajar atas nilai dan simbol kami selaku muslim di seluruh dunia Islam. Turki di setiap langkah yang diambil, menunjukkan bahwa tempat dan waktu bukan lagi sebagai objek belaka. Namun sebagai subjek,” sambungnya.

Melalui perjuangan ini, Erdogan berupaya merangkul seluruh umat manusia. Tujuannya untuk menjadikan peradaban menjadi lebih cerah.

“Melalui perjuangan historis yang kami miliki sebagai bangsa, kami berupaya membangun jembatan yang merangkul seluruh umat manusia, dari masa lalu hingga masa depan untuk peradaban yang lebih cerah,” paparnya.

“Insyaallah. Di jalan yang diridhai ini kita terus berjalan, tanpa henti, tanpa lelah, dengan tekun, dengan penuh pengorbanan, dengan istiqomah hingga mencapai apa yang diinginkan,” tandasnya.

Keputusan itu diumumkan 1 jam usai pengadilan administrasi Turki membatalkan kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang mengalihfungsikan Hagia Sophia menjadi museum pada 1934. Pengadilan lantas memutuskan kebijakan pemerintahan Ataturk yang sekuler itu melanggar hukum.

“Telah diputuskan peruntukan bangunan itu sebagai masjid dan penggunaan di luar itu tidak diperbolehkan secara hukum,” kata Dewan Negara atau pengadilan tata negara di Turki dalam putusannya seperti dikutip Antara dari Reuters, Jumat (11/7).

“Keputusan kabinet yang pada 1934 mengakhiri penggunaannya sebagai masjid dan menyebutnya sebagai museum tidak sesuai dengan hukum,” kata putusan pengadilan.

Erdogan mengatakan, Hagia Sophia yang usianya hampir mencapai 1.500 tahun ini tetap terbuka untuk muslim, umat Kristiani, dan warga asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: