Baru 40 Persen UMKM Tersentuh Digital Marketing

Baru 40 Persen UMKM Tersentuh Digital Marketing

Konsultan Digital Marketing Dedi Priansyah saat mengisi materi pelatihan bisnis online untuk UMKM di Samarinda. (Rizki Hadid, DiswayKaltim.com) Samarinda, DiswayKaltim.com - Menekuni usaha tetap harus mengikuti perkembangan zaman. Berbisnis secara digital pun tak terelakkan terutama pelaku UMKM. Konsultan Digital Marketing Dedi Priansyah mengatakan, kendala UMKM saat ini masih kurangnya coach dan konsultan yang membantu mereka berjualan dengan cepat, efektif, dan efisien. Sebab pelatih dan konsultan di Kota Tepian masih sedikit. Selain itu kendala yang cukup besar adalah keterbatasan supplier bahan baku sehingga harga jual mereka lebih mahal dari Jawa. Dedi menerangkan, peran digital marketing bisa memengaruhi penjualan hingga 70 persen. Sebab, menurut dia, kalau tidak pakai digital marketing, yang beli hanya orang Samarinda. Diungkapkannya, pasar di Samarinda secara umum sudah jenuh. Makanya, dia menyarankan untuk memasarkan ke Bali, Papua, Jawa, Sumatera, dan lainnya melalui online. Maka, lanjut Dedi, potensi pasar yang diraih menjadi semakin besar dan banyak. "Misalnya orang Samarinda sudah biasa melihat amplang. Tapi di provinsi lain amplang ini masih sesuatu yang baru. Ini peluang," ujar dia. Sejauh ini, kata Dedi, UMKM yang sudah tersentuh digital marketing hanya sekitar 40 persen. Itu pun mereka belum terlalu bisa memaksimalkan facebook sebagai tools penjualan. Selama ini mereka menganggap facebook hanya untuk memposting keseharian. "UMKM yang belum banyak tersentuh digital marketing misalnya di Sambutan, Palaran, Lempake, Loa Janan, dan lainnya," sebut dia. Dia mengakui, pasar Samarinda masih rata-rata offline. Hanya sekitar 40 persen yang online. Mereka yang berbisnis online karena tidak mempunyai basis modal yang besar. "Tak mampu menyewa ruko, tidak bisa punya lokasi di pinggir jalan. Mereka hanya jualan online menggunakan Google Business dan Google Maps," ulas dia. Meski sudah berbisnis online, Dedi menegaskan, pasar offline tidak bisa murni ditinggalkan. Sebab harus tetap ada interaksi dan bertemu secara offline. Salah satu caranya dengan ikut bazaar di acara tertentu seperti Pekan Raya Samarinda, pasar ramadan, event kecamatan dan kelurahan, dan lainnya. Maka, menurut dia, UMKM di Samarinda harus dikuatkan dengan digital marketing untuk menghadapi perkembangan zaman. Terutama ketika Kaltim terpilih jadi ibu kota, yang notabene persaingan akan semakin ketat. (hdd/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: