Bankaltimtara

Kenapa Akhir-akhir Ini Suhu Udara di Balikpapan Terasa Gerah? BMKG Punya Jawabannya

Kenapa Akhir-akhir Ini Suhu Udara di Balikpapan Terasa Gerah? BMKG Punya Jawabannya

Kenapa akhir-akhir ini suhu udara di Kaltim terasa gerah?-(Ilustrasi/ Nomorsatukaltim)-

BACA JUGA: Mengapa Udara Menjadi Gerah Menjelang Hujan?

"Akibatnya, keringat menumpuk di permukaan kulit, dan tubuh kita jadi terasa panas dan tidak nyaman. Ini yang disebut sebagai penurunan indeks kenyamanan, atau dalam istilah teknisnya biasa disebut 'heat discomfort index’," ungkap Kukuh.

Ia mengungkapkan, banyak orang keliru mengira suhu udara merupakan satu-satunya penyebab rasa panas berlebih. 

Padahal, dua wilayah dengan suhu sama atau dengan 33 derajat Celsius itu bisa terasa sangat berbeda, tergantung kelembapan udara di sana.

Beberapa hari terakhir, cuaca cerah lebih sering terlihat di langit Balikpapan

BACA JUGA: Polda Kaltim Selidiki Dugaan Tambang Ilegal di Kawasan Hutan Pendidikan Unmul

Bagi Kukuh, hal ini juga berkaitan dengan sistem cuaca global yang sedang berlangsung.

"Saat ini ada siklon tropis di wilayah Filipina, dan itu menyebabkan awan-awan di atas Kalimantan tertarik ke arah utara,"

"Hasilnya, kita mengalami langit cerah tanpa banyak tutupan awan. Kalau cerah begini, otomatis radiasi sinar matahari lebih maksimal masuk ke permukaan, sehingga suhu pun terasa naik," sambungnya.

Di sisi lain, lanjut Kukuh, situasi ini bersifat sementara. Ketika awan kembali menutupi langit, suhu udara bisa sedikit menurun, meskipun kelembapan tetap tinggi.

BACA JUGA: BMKG Balikpapan: Cuaca Laut Masih Aman, Nelayan Diminta Waspadai Awan Ekstrem

Kukuh pun juga memberi perbandingan sederhana soal pengaruh kelembapan terhadap kenyamanan. 

"Coba bandingkan saja saat berada di luar ruangan yang panas dan lembap, dengan berada di dalam ruangan ber-AC. Di ruangan AC, keringat langsung menguap, kita merasa lebih nyaman. Di luar, meski suhu sama, kelembapan bikin keringat tertahan dan tubuh jadi gerah," tuturnya kepada NOMORSATUKALTIM.

Ia mengatakan bahwa fenomena tersebut penting dipahami oleh masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di luar ruangan.

BMKG menyarankan, agar masyarakat dapat menjaga kondisi tubuh dengan cukup minum air, memakai pelindung panas seperti topi atau payung, dan menghindari paparan langsung sinar matahari dalam durasi lama.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: