Dulu Penampung Air, Kini Jadi Wisata Populer: Embung Banyu Langit Disulap Jadi Destinasi Keluarga
Foto udara Embung Banyu Langit yang terletak di Desa Suka Maju, Kecamatan Kongbeng, Kutim.-(Foto/ Istimewa)-
KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Embung yang dulunya hanya berfungsi sebagai penampungan air hujan untuk irigasi pertanian, kini disulap menjadi tempat wisata alam terbuka yang ramai dikunjungi warga.
Embung Banyu Langit yang terletak di Desa Suka Maju, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), kini menjelma menjadi salah satu destinasi wisata lokal yang menjanjikan.
Transformasi ini menjadi bukti nyata bagaimana desa mampu mengembangkan potensi lokal yang sebelumnya tak banyak dilirik.
Kepala Desa (Kades) Suka Maju, Muhammad Usman, menjelaskan bahwa inisiatif pengembangan embung ini berangkat dari kebutuhan warga akan ruang terbuka dan alternatif rekreasi yang terjangkau.
BACA JUGA: Agrowisata Kutim Tumbuh Pesat, Desa dan Petani Jadi Penggerak Utama
BACA JUGA: Trail Run Punya Potensi Besar Dongkrak Pariwisata Kutim
“Awalnya embung ini dibangun hanya untuk menampung air. Tapi kami melihat peluang untuk mengembangkannya menjadi tempat wisata, karena lokasinya strategis dan punya pemandangan yang bagus,” ungkap Usman saat di konfirmasi lewat telepon.
Kini, Embung Banyu Langit dilengkapi dengan berbagai fasilitas wisata keluarga.
Mulai dari wahana perahu bebek, kolam pemancingan, taman bermain anak, panggung hiburan, hingga deretan warung UMKM yang menjual makanan dan kerajinan lokal.
Luas area wisata ini mencapai sekitar 7,8 hektare.
BACA JUGA: Dewan Ingatkan Soal Keselamatan Wisatawan, Kapal Wisata di Tanjung Perancis Dinilai Tak Memadai
BACA JUGA: Festival Sekerat 2025: Promosi Wisata Kutim ke Dunia dengan Warisan Budaya
Pengelolaan kawasan ini dilakukan secara kolaboratif oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yang terdiri dari warga setempat.
Menurut Usman, transformasi embung menjadi tempat wisata bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif warga untuk menjaga, merawat, dan menghidupkan kawasan ini secara berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
