Bankaltimtara

Tim Adhoc akan Melakukan Screening Terhadap Santri Ponpes Ibadurrahman Kukar

Tim Adhoc akan Melakukan Screening Terhadap Santri Ponpes Ibadurrahman Kukar

Tim dari Ponpes Ibadurrahman saat mengikuti RDP di DPRD Kukar.-Ari Rachiem/Nomorsatukaltim-

KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM – Tim adhoc DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memastikan akan melakukan screening terhadap santri Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman Kukar. Screening dilakukan untuk mendalami kemungkinan adanya korban lain dalam kasus pelecehan seksual yang dilakukan ustaz.

Langkah tersebut diambil setelah Komisi IV DPRD Kukar menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), Selasa (26/8/2025) bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag), aparat penegak hukum, dan organisasi masyarakat keagamaan. Screening dipandang penting guna menggali keterangan langsung dari para santri.

Anggota Komisi IV DPRD Kukar sekaligus tim adhoc penanganan kasus, Fatlon Nisa menegaskan, screening akan melibatkan psikolog dan lembaga perlindungan anak. Menurutnya, hal ini penting karena korban maupun saksi santri cenderung sulit untuk terbuka.

“Kita akan melakukan screening ke santri yang masih mukim di pondok agar mereka bisa bercerita dengan pendampingan psikolog,” ujarnya pada Selasa 26 Agustus 2025.

BACA JUGA: Begini Kronologi Ustaz di Ponpes Kukar Cabuli Santri Sesama Jenisnya

BACA JUGA: Fakta Baru Diungkap! Oknum Ustaz Cabul di Kukar Pilih Korban Santri yang Gagah, Ada yang Mirip Artis

Ia mengungkapkan, pelaku kasus ini adalah anak dari pimpinan pondok dan sudah diakui langsung oleh pihak yayasan. Oleh karena itu, tim adhoc menilai perlu mendalami sejauh mana peran pengurus dan tenaga pengajar di lingkungan pesantren.

“Sudah dipastikan pelaku anak pimpinan, dan ada indikasi beberapa ustaz mengetahui karena kamar mereka berdekatan,” katanya.

Menurut Fatlon, ada potensi jumlah korban bertambah, bisa lebih dari 7 santri yang sudah melapor. Screening mendalam akan menjadi cara untuk memastikan fakta di lapangan dan memberikan dasar bagi langkah hukum berikutnya.

Fatlon menambahkan, pola pengawasan di pondok pesantren akan ikut ditinjau. Selama ini, pengawasan hanya dilakukan secara bergantian, namun kini sudah diganti dengan ustaz berkeluarga.

BACA JUGA: Oknum Ustaz di Kukar Dilaporkan Cabuli Santri, 6 Korban Datangi Polres Dimintai Keterangan

BACA JUGA: Ustaz Pesantren di Samboja Diduga Lecehkan Santriwati, Paksa Buka Pakaian dengan Ancaman Pengucilan

Meski demikian, efektivitas mekanisme tersebut tetap akan diteliti. “Yang jadi pertanyaan, bagaimana pola pengawasan yang baru itu, apakah betul bisa mencegah peristiwa terulang,” tuturnya.

DPRD Kukar memastikan investigasi ini tidak berhenti pada rapat, melainkan berlanjut dengan verifikasi lapangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait