Pesut Mahakam Jantan Ditemukan Mati di Muara Wis Kutai Kartanegara, Penyebab Kematian Upin Masih Diteliti
Evakuasi bangkai Pesut Mahakam yang ditemukan mati di Muara Wis, Kutai Kartanegara. -istimewa-
BACA JUGA: Ketua DPRD Kukar Minta Percepatan Raperda Pesut Mahakam
Ia menambahkan bahwa foto-foto hasil nekropsi tidak dapat dipublikasikan karena bersifat sensitif. "Kondisinya penuh darah, jadi tidak etis untuk disebarkan. Tapi semua proses kami lakukan sesuai protokol konservasi," katanya.
Danielle menyebut, kematian Upin menjadi pengingat bahwa tekanan terhadap habitat Pesut Mahakam kini semakin berat.
"Ancaman bukan hanya dari jaring ikan, tetapi juga dari aktivitas kapal batu bara, pencemaran, dan perubahan kualitas air di Mahakam," ujarnya.
Berdasarkan catatan Yayasan RASI menunjukkan, sepanjang 1995–2022 rata-rata terdapat 2–4 ekor Pesut Mahakam mati setiap tahun.
BACA JUGA: Pesut Mahakam Hanya Tersisa 62 Ekor, Ini Langkah Pemkab Kukar dan Kementerian LHK
Sekitar 70 persen kematian disebabkan oleh jeratan rengge atau jaring tradisional, 9 persen karena tabrakan kapal, dan 7 persen akibat paparan limbah dan bahan kimia berbahaya.
Kini, ancaman terhadap habitat Pesut Mahakam meningkat pesat. Aktivitas kapal pengangkut batu bara, limbah industri, dan praktik illegal fishing terus mempersempit ruang hidup satwa dilindungi ini.
Danielle menyebut, data terbaru Yayasan RASI 2025, populasi Pesut Mahakam hanya tersisa sekitar 60 individu.
Dengan kematian Upin, jumlah itu kini berkurang menjadi 59 ekor saja. Namun, dari penuturan penggiat RASI lain di postingan Instagram mengungkapkan, bahwa sepanjang 2025, terdapat 7 kelahiran baru dari mamalia ini.
BACA JUGA: Pesut Mahakam Sisa 62 Ekor, Pj Gubernur Kaltim Tegaskan untuk Tingkatkan Pengawasan dan Pelestarian
"Sepanjang 2025, ada 7 kelahiran bayi pesut. Tapi 2 mati," ungkap yayasan RASI dalam komentar postingan itu belum lama ini.
Meski ada kelahiran, namun peristiwa kematian ini menempatkan pesut mahakam sebagai salah satu populasi cetacea paling terancam punah di dunia, yang terdiri dari kelompok mamalia air yang mencakup paus, lumba-lumba, dan pesut.
Yayasan RASI pun mengimbau masyarakat yang menemukan pesut, baik hidup maupun mati, untuk segera menghubungi hotline RASI atau BPSPL Pontianak di nomor 0811-5747-701.
"Hotline itu bukan sekadar nomor pengaduan. Kami berharap masyarakat segera menghubungi jika melihat pesut terdampar, terluka, atau tersangkut jaring. Setiap menit sangat berharga untuk menyelamatkan nyawa mereka," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
