Bankaltimtara

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Memperjuangkan Keadilan di Tengah Ekspansi Industri Ekstraktif

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Memperjuangkan Keadilan di Tengah Ekspansi Industri Ekstraktif

Pelatihan kepemimpinan dan pengorganisasian yang digelar Yayasan Mitra Hijau.-(istimewa)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sejumlah perempuan dari wilayah terdampak pertambangan batu bara di Kalimantan Timur mengikuti pelatihan kepemimpinan dan pengorganisasian yang digelar Yayasan Mitra Hijau, Senin (2/6/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam memperjuangkan keadilan sosial, ekologis, dan gender di tengah ekspansi industri ekstraktif.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Indarto memaparkan, pesatnya industri tambang batu bara di Kaltim memang menyumbang peningkatan ekonomi daerah dan ekspor nasional. 

Namun, aktivitas ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air, dan degradasi tanah.

BACA JUGA : Warga Korban Longsor di Batuah Protes ke Kantor Gubernur, Ajukan 4 Tuntutan

Kelompok perempuan yang hidup dari sektor pertanian, perikanan, dan hasil hutan menjadi salah satu pihak yang paling rentan terdampak.

“Transformasi ekonomi harus menempatkan keadilan sosial, ekologis, dan gender sebagai fondasi utama. Pelibatan perempuan tak bisa hanya bersifat simbolik, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan nyata dan ruang partisipasi dalam proses transisi,” ujarnya.

Dicky menambahkan, pelatihan ini bertujuan menguatkan solidaritas antarperempuan terdampak tambang serta membangun jejaring untuk mendorong perubahan struktural menuju ekonomi pascatambang yang lebih adil dan berkelanjutan.

Kegiatan bertajuk “Kepemimpinan untuk Perempuan Terdampak Pertambangan Batu Bara dalam Mendorong Transformasi Ekonomi Berkelanjutan” ini menghadirkan tiga narasumber.

BACA JUGA : DLH Kutai Barat Soroti Dampak Tambang Ilegal: Sungai Tercemar, Ekosistem Rusak, Warga Terancam

Fardilah Astari membawakan materi tentang peran perempuan dalam membangun narasi perubahan melalui media sosial.

Sementara itu, akademisi Universitas Mulawarman Dr. Yayuk Anggraini, M.Si, dan Nurliah, M.I.Kom, membahas partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan serta pengorganisasian komunitas.

Koordinator Wilayah Yayasan Mitra Hijau Kaltim, Nofiatul Chalimah, menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam proses transisi ekonomi berkelanjutan.

Menurutnya, pelatihan ini diharapkan melahirkan agen perubahan yang mampu berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekaligus memperjuangkan ekonomi yang lebih inklusif.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: