Pemerintah Sudah Siapkan Langkah Antisipasi Tarif Impor Trump, Klaim KSP
Plt Deputi III Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono-(Foto/ Dok. KSP)-
Sebagai negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi Indonesia, kebijakan tarif ini dinilai sangat penting untuk menjadi perhatian pemerintah.
Edy juga mengingatkan bahwa kebijakan ini bersifat global dan berlaku untuk banyak negara.
BACA JUGA: Pertamina Diminta Lakukan Investigasi Menyeluruh atas Dugaan BBM Oplosan
BACA JUGA: Putusan MK Nomor 176 Ada Potensi Gugatan Lagi di PSU? Begini Penjelasan Ketua KPU Mahulu
"Maka secara teori, demand dari Amerika itu akan turun. Turunnya seberapa, tentu saja kita masih belum tahu pasti ya. Tapi kita harapkan, karena tidak mengubah secara relatif daya saing terhadap negara lain, karena negara lain juga kena meskipun dengan rate yang tidak sama ya, kita harapkan dampaknya tidak terlalu besar," tandas Edy.
Lebih lanjut, Edy menyinggung kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang mengalami pelemahan. Ia menyebut bahwa hal ini bisa menjadi peluang bagi ekspor Indonesia.
"Kalau dari sisi ekspor, itu sebenarnya merupakan kesempatan, ya. Jadi, produk kita kalau dihitung dalam dolar itu sebenarnya agak ada penurunan sedikit. Meskipun kemudian pelemahan Rupiah itu akan membuat barang impor mahal, tapi membuat barang ekspor itu menjadi lebih murah," tuturnya.
Kebijakan tarif baru diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu, 2 April 2025.
BACA JUGA: Bandara SAMS Sepinggan Dipadati Pemudik, Polresta Balikpapan Siapkan Mitigasi Kesehatan
BACA JUGA: Pemudik via Bandara APT Pranoto Turun Signifikan, Puncak Arus Mudik Diperkirakan H+6
Indonesia termasuk dalam daftar negara yang mengalami kenaikan tarif menjadi 64 persen sebelum dikurangi menjadi 32 persen.
Negara Asia Tenggara lain yang terkena imbas antara lain Malaysia (24 persen), Kamboja (49 persen), Vietnam (46 persen), dan Thailand (36 persen).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

