Kemenko Pangan Percepat Penyaluran 500 Ton Beras SPHP untuk Balikpapan Jelang Nataru
Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kemenko Perekonomian RI, Mohamad Siradj Parwito saat diwawancara.-salsabila/Disway Kaltim-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI mempercepat penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sebanyak 500 ton per bulan untuk Balikpapan.
Adapun, sekitar 130 ton cadangan pangan pemerintah (CBP) juga akan segera didistribusikan, setelah kedatangan minyak goreng yang menjadi satu paket bantuan.
Langkah itu diambil sebagai antisipasi menghadapi potensi kenaikan harga pangan dan lonjakan kebutuhan konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Kebijakan tersebut disampaikan Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kemenko Perekonomian RI, Mohamad Siradj Parwito, saat melakukan monitoring kesiapan stok beras di Gudang Bulog Klandasan Ilir, Balikpapan.
BACA JUGA: Ancaman Bencana Mengintai Balikpapan, Pemkot Perketat Pengawasan Daerah Rawan, di Sini Titiknya
Diketahui, monitoring dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan strategis, kesiapan distribusi daerah, serta menjaga stabilitas harga di tengah tekanan inflasi pangan nasional.
"SPHP akan disalurkan 500 ton setiap bulannya. Ada juga sekitar 130 ton cadangan yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat," kata Siradj, pada Rabu 3 Desember 2025.
BACA JUGA: Stok Beras Bulog Balikpapan Dipastikan Aman hingga Nataru, 7.800 Ton Siap Didistribusikan
Siradj pun menjelaskan bahwa kebutuhan beras Kota Balikpapan mencapai 5.300 ton per bulan. Terdiri dari 4.000 ton untuk konsumsi rumah tangga umum dan 1.300 ton untuk sektor hotel, restoran, dan kafe.
Dari total kebutuhan tersebut, pemerintah mengalokasikan 500 ton SPHP sebagai bagian dari intervensi langsung untuk menjaga keterjangkauan harga di tingkat konsumen.
"Dari situ disuplai 500 ton khusus untuk SPHP saja," ucapnya.
Program SPHP diaplikasikan melalui jalur distribusi yang menyasar pedagang pengecer, outlet BUMN, dan mitra Bulog. Sehingga dapat stabil menjaga harga beras di pasar.
Baginya, ketersediaan stok dan intervensi kuantitas dapat mencegah potensi spekulasi harga pada periode puncak konsumsi Desember-Januari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
