SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mencatat sebanyak 318 kejadian bencana sepanjang tahun 2025.
Dari jumlah tersebut, bencana tanah longsor menjadi kejadian paling dominan dengan 151 kasus.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, mengatakan data tersebut merupakan hasil rekapitulasi pusat data BPBD Kota Samarinda hingga akhir tahun 2025.
“Dari hasil data yang diolah oleh pusat BPBD Kota Samarinda, di akhir tahun ini ada 151 kejadian longsor,” kata Suwarso saat ditemui di Cafe Bagios, Samarinda, Kamis (18/12/2025).
BACA JUGA: Rencana Relokasi 3 Sekolah di Samarinda Batal, Pemkot Fokus Penanganan Banjir dan Longsor
BACA JUGA: Longsor Timpa 1 Bangsal di Samarinda, 6 Kepala Keluarga Terdampak
Ia mengungkapkan, bencana longsor pada tahun ini juga menimbulkan korban jiwa.
Pada Mei 2025, longsor di kawasan Belimau, Lempake, menyebabkan empat orang meninggal dunia. Selain itu, satu korban meninggal dunia juga tercatat akibat longsor di kawasan Gerilya.
“Kita juga berduka, karena ada korban meninggal dunia akibat longsor. Mudah-mudahan di tahun berikutnya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ujar Suwarso.
Selain longsor, BPBD Samarinda juga mencatat 138 kejadian cuaca ekstrem, yang meliputi angin kencang dan hujan deras dengan intensitas tinggi.
BACA JUGA: Miris Kondisi SDN O2O Sempaja Selatan: Atap Jebol, Rawan Longsor dan Ditelantarkan Pemerintah
Untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tercatat 6 kejadian sepanjang tahun yang sama.
“Kalau BMKG menyampaikan istilah hari tanpa hujan di tahun 2025 itu benar, karena kejadian kebakaran hutan hanya enam kejadian,” jelasnya.
Sementara itu, bencana banjir tercatat sebanyak 23 kejadian sepanjang 2025. BPBD juga mencatat terdapat 32 titik di Kota Samarinda yang menjadi langganan genangan air.