Pemkab Berau Target Perluas Lahan Kakao hingga 100 Hektare Tiap Tahun

Sabtu 22-11-2025,09:33 WIB
Reporter : Rizal
Editor : Hariadi

“Yang paling penting bagi mereka, jangan sampai kakao kami terindikasi deforestasi. Mereka ingin memastikan budidayanya dilakukan dengan baik dan minim bahan kimia,” tuturnya.

BACA JUGA: Berau Perkuat Sektor Perkebunan Sebagai Tumpuan Ekonomi Daerah

BACA JUGA: Hilirisasi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit di Berau Makin Menguat

Selain memeriksa praktik lapangan, Valrhona juga membawa sampel biji kakao Berau ke laboratorium di Singapura untuk memastikan bebas logam berat.

Setelah dinyatakan aman, kerja sama ekspor dijalankan melalui PT Katulistiwa Agro Serasi Sentosa (KASS), perusahaan pengumpul biji kakao milik warga lokal.

"Sebagian petani Berau masih menjual biji kakao basah ke perusahaan pengumpul," imbuhnya.

Disbun terus mendorong petani agar mampu melakukan fermentasi sendiri karena nilai jualnya lebih tinggi.

BACA JUGA: Banjir di Berau Berdampak Serius pada Sektor Perkebunan Kakao

BACA JUGA: Penyuluhan Perkebunan di Berau Masih Andalkan Tenaga Penyuluh Pertanian

“Kami sudah bantu alat fermentasi dan tempat jemur. Kalau petani bisa fermentasi sendiri, harga jualnya jauh lebih bagus,” ujarnya.

Namun, harga kakao di tingkat petani masih berfluktuasi, inilah yang menjadi tantangan  mereka. 

Dimana harga kakao sempat mencapai Rp 120 ribu per kilogram dan kini turun di kisaran Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu. Kondisi itu membuat sebagian petani beralih ke komoditas lain seperti sawit.

Kategori :