Kakao Berau Tembus Pasar Prancis, Disbun Pastikan Bebas Deforestasi dan Cemaran Kimia

Rabu 12-11-2025,19:28 WIB
Reporter : Maulidia Azwini
Editor : Didik Eri Sukianto

BERAU, NOMORSATUKALTIM — Biji kakao asal Kabupaten Berau kembali menembus pasar internasional. Tahun ini, Pemkab Berau akan mengekspor biji kakao fermentasi ke Prancis melalui kerja sama dengan brand cokelat ternama dunia, Valrhona.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini mengatakan, ekspor perdana akan dijadwalkan berlangsung pada Desember 2025 dengan kapasitas sekitar 20 ton.

“Valrhona ini sudah lama melakukan penjajakan di Berau. Mereka datang berkali-kali, melakukan assessment langsung ke lapangan dan ke petani. Fokus mereka bukan hanya pada kualitas biji, tapi juga memastikan kegiatan budidaya tidak menyebabkan deforestasi,” ujarnya, saat ditemui baru-baru ini.

Menurut Lita, Valrhona menilai bahwa kakao Berau telah memenuhi standar ketat pasar Eropa. Salah satu syarat utamanya adalah kegiatan budidaya non-deforestasi dan penggunaan bahan kimia di bawah batas 5 persen.

BACA JUGA: Setelah Kakao Berjaya, Berau Kini Pasang Target Besar pada Kopi Liberika

“Bahan kimia masih boleh digunakan, tapi tidak boleh lebih dari 5 persen. Bahkan, kandungan logam berat di biji kakao kita diuji sampai ke laboratorium di Singapura, karena di Indonesia belum bisa mengukur sampai level itu,” jelasnya.

Setelah uji lab dinyatakan aman dari kimia dan logam berat, Valrhona sepakat menjalin kerja sama dengan Berau melalui PT Khatulistiwa Agro Serasi Sentosa (KASS).

Lita mengungkapkan, kerja sama dengan Valrhona bukanlah ekspor pertama bagi kakao Berau. Sebelumnya, biji kakao lokal juga pernah dikirim ke Virginia, Amerika Serikat.

Ia menilai capaian tersebut menjadi bukti bahwa produk kakao Berau telah diakui di pasar global.Namun, tantangan terbesar masih terletak pada kapasitas produksi.

BACA JUGA: Jajaki Peluang Ekspor, Produk Gula Semut dan Kakao Kutim Dilirik Pasar Luar Negeri

Saat ini, total produksi kakao Berau baru mencapai sekitar 800 ton per tahun dari total luas lahan 1.037 hektar. Angka itu belum cukup untuk memenuhi permintaan ekspor rutin 20 ton per bulan dari pasar Eropa.

“Permintaan sebenarnya banyak, tapi produksi kita masih terbatas. Kita juga tetap menjaga agar sebagian hasil panen bisa terserap oleh pasar dalam negeri dan industri pengolahan lokal,” kata Lita.

Selain ke luar negeri, Dinas Perkebunan juga mendorong kerja sama dengan produsen cokelat nasional di Bali, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Secara kualitas, biji kakao Berau diakui unggul. Tahun 2023, produk kakao fermentasi asal Berau dinobatkan sebagai juara nasional, dan pada 2025 kembali terpilih sebagai salah satu dari sembilan kakao terbaik Indonesia yang diikutsertakan dalam kompetisi Cocoa of Excellence di Italia.

BACA JUGA: Pemkab Berau Berencana Bangun Rumah Produksi Kakao di Kampung Merasa

Kategori :