Misalnya, melalui sosialisasi yang terus dilakukan meski belum semua masyarakat menyambutnya dengan baik.
BACA JUGA: Andi Harun Akui Pengelolaan Sampah di Samarinda Masih Open Dumping: Tunggu Akhir Tahun
BACA JUGA: TPA Batota di Kutim Overload, DLH Minta Warga Pilah Sampah dari Rumah
“Mungkin hanya 10 persen warga yang mendengarkan saat kami sosialisasi. Tapi dari 10 persen itu, harapannya bisa menular ke yang lain,” katanya.
Salah satu capaian yang cukup menonjol adalah kemitraan DLH dengan komunitas dan bank sampah di Samarinda.
Dari data internal, sekitar 20 persen sampah berhasil dipilah setiap bulannya, utamanya karena faktor nilai ekonomis yang dikandung dalam sampah tertentu seperti plastik, kardus, dan logam.
“Masyarakat kita cenderung memilih pekerjaan yang lebih instan hasilnya. Karena itu, memilah sampah jadi pilihan terakhir,” ujar Boy.
BACA JUGA: Tekan 600 Ton Sampah Harian, TPA Sambutan Diperluas 30 Hektare dan Siapkan 10 Insinerator
BACA JUGA: Samarinda Darurat Sampah Plastik, Wali Kota Pimpin Serukan Peduli Lingkungan
“Tapi kami tidak pernah berhenti. Kami tetap di koridor yang benar dan akan terus berupaya agar pengelolaan sampah di Samarinda semakin baik,” imbuhnya.
Boy juga menegaskan bahwa DLH Samarinda tidak bisa bekerja sendiri.
Karena itu, mereka akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat umum, untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.