
Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini bisa beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan.
BACA JUGA: Peneliti BRIN Temukan Tiga Ngengat Jenis Baru, Salah Satunya Patut Diwaspadai Petani
BACA JUGA: BRIN Bocorkan Fenomena Astronomi di 2025, Ada Parade Planet hingga Hujan Meteor
Penelitian tentang cecak jarilengkung di Jawa, sejatinya sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda.
Bahkan, spesimen pertama dari genus ini sudah dikoleksi sejak tahun 1831.
Seiring waktu, semakin banyak spesies baru yang ditemukan, termasuk C. semiadii (2014), C. petani (2015), dan C. belanegara (2024).
Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa beberapa spesies yang telah dideskripsi sebelumnya ternyata merupakan variasi dari spesies yang sudah ada.
BACA JUGA: BRIN: Indonesia Berisiko Alami Kebakaran Dahsyat seperti di LA
Dari sisi kekerabatan, C. pecelmadiun memiliki hubungan dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik hanya 0,1–1,6%.
Ini membuktikan bahwa masih banyak spesies cecak di Jawa yang belum teridentifikasi dan masih tersembunyi di balik kompleksitas ekosistem yang ada.
Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Zootaxa pada 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
“Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh,” pungkas Awal.
BACA JUGA: Tips Ramadan ala Gen Z: Tetap Produktif dan Kekinian Selama Puasa
BACA JUGA: Begini Cara Menyimpan dan Menghangatkan Makanan Sahur Ala Ahli Gizi
Temuan ini sekali lagi membuktikan bahwa Indonesia masih menyimpan banyak kejutan dalam dunia sains.