BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Proyek pembangunan gedung pusat pelayanan jantung terpadu di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan kini hampir selesai.
Dengan sisa waktu 38 hari, kontraktor dituntut untuk segera menyelesaikan gedung yang menghabiskan anggaran sekitar Rp357 miliar tersebut.
Direktur RSKD Balikpapan, dr. Edy Iskandar, menyampaikan bahwa progres pembangunan gedung telah mencapai 90 persen. Ia berharap pengerjaan ini dapat berjalan sesuai jadwal.
Kepada Nomorsatukaltim, ia menjelaskan, bahwa saat ini daftar antrean pasien jantung dan operasi jantung yang perlu penanganan cepat masih tinggi, sehingga inilah yang menjadi urgensi pembangunan gedung pelayanan jantung terpadu ini.
BACA JUGA: Isran Groundbreaking Gedung Pelayanan Jantung Terpadu RSKD Balikpapan
BACA JUGA: Hanya Ada 8 di Indonesia, RS AWS Samarinda Punya Layanan Kedokteran Nuklir
“Daftar antrean pasien jantung dan operasi jantung yang perlu penanganan segera masih tinggi, sampai saat ini belum bisa sepenuhnya ditangani oleh rumah sakit yang ada,” ujar dr. Edy saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
Lebih lanjut, kata Edy, gedung baru sebagai pusat pelayanan jantung terpadu ini nantinya mencakup semua kebutuhan pasien, mulai dari anak-anak hingga dewasa, termasuk bedah jantung terbuka.
“Semua layanan jantung kita usahakan bisa dilayani di gedung pelayanan jantung terpadu itu,” ujarnya.
Sebelumnya, RSKD belum memiliki fasilitas untuk operasi jantung terbuka. Namun, dengan adanya pembangunan fasilitas baru ini, ia menyebut bahwa pasien yang membutuhkan penanganan jantung tidak perlu lagi dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda.
BACA JUGA: Hasil Penelitian: 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Tingkatkan Kesehatan Jantung
BACA JUGA: Studi: Minyak Ikan Berpotensi Tingkatkan Risiko Stroke dan Gangguan Irama Jantung
Selama ini, RSUD AWS menjadi satu-satunya rumah sakit di Kaltim yang menyediakan layanan tersebut.
Sayangnya, menurut Edy daftar tunggu di RSUD AWS seringkali penuh sehingga memperlambat proses penanganan pasien.
“Kita utamakan layanan bedah jantung anak. Penyakit jantung ini kan nomor dua penyebab kematian tertinggi setelah kanker, jadi harus betul-betul diperhatikan,” pungkas Edy.