BANDUNG, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan mewacanakan rencana revisi catatan sejarah Indonesia.
Revisi sejarah dilakukan untuk memperbarui informasi berdasarkan temuan dan kajian terbaru para pakar sejarah Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, usai menghadiri Musyawarah Nasional Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, pada Sabtu (14/12/2024).
“Catatan sejarah Indonesia akan diperbaharui berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah. Kita akan segera menulis updated version atau revisi penambahan di buku sejarah kita dalam rangka 80 Tahun Indonesia Merdeka,” ungkap Fadli, dikutip dari Antara.
BACA JUGA: Bahlil Ultimatum Pertamina Selesaikan Proyek RDMP Juni 2025: Dengan Segala Cara
BACA JUGA: Kumala Sound Project, Hapus Keangkeran Pulau Kumala Saat Malam
Salah satu fokus revisi adalah penambahan temuan-temuan baru, khususnya pada masa prasejarah Indonesia.
Menteri Fadli mencontohkan hasil penelitian di Gua Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan, yang menunjukkan bahwa peradaban prasejarah di Indonesia jauh lebih tua dari perkiraan sebelumnya.
“Ada temuan-temuan baru, misalnya penelitian terbaru dalam prasejarah kita seperti Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya. Itu kan harus ditambahkan,” jelasnya.
Penambahan informasi ini, menurut Fadli, bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat dan lengkap mengenai sejarah peradaban di kawasan Indonesia.
BACA JUGA: Hancurkan Madura United dengan Skor Telak 5-0, Borneo FC Akhiri Paceklik Kemenangan
BACA JUGA: Debut Menjanjikan Persiba Balikpapan di Liga Nusantara, Kalahkan Persiba Bantul 2-1
Meningkatkan Kepercayaan Diri Bangsa
Ketua Umum MSI, Prof. Dr. Agus Mulyana, menyatakan bahwa revisi ini tidak hanya untuk memperbarui data, tetapi juga memberikan dampak positif bagi bangsa.
Menurutnya, revisi sejarah dapat membangun kepercayaan diri masyarakat terhadap sejarah bangsanya sendiri.
“Terkadang kita ini kurang percaya diri dalam segi kesejarahan. Padahal sesungguhnya, menurut hasil penelitian peninggalan sejarah, masa prasejarah kita sudah jauh lebih lama dibanding negara-negara lain seperti Mesir atau Eropa,” kata Agus.