“Di Samarinda, apakah karena ruang publik yang terbatas sehingga anak-anak tidak memiliki tempat bermain, atau karena tekanan ekonomi yang tinggi? Semua ini harus dianalisis lebih dalam,” tuturnya.
Menurutnya, ruang publik yang memadai, kondisi ekonomi yang stabil dan pendidikan yang baik merupakam elemen utama dalam membangun ketahanan keluarga.
BACA JUGA:36 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Samarinda Terima Remisi Khusus Natal
Tak hanya itu, Akmal menegaskan, agar masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas anak-anak di luar rumah. Sehingga mereka tidak bergantung pada perangkat elektronik yang sering menjadi pemicu frustrasi dalam keluarga.
Adapun dekralasi ini, diharapkan menjadi titik awal untuk gerakan yang lebih kolaboratif di Kaltim. Dengan pendekatan berbasis data dan analisis masalah yang mendalam, Pemprov Kaltim diharapkan dapat mengurangi angka kekerasan secara signifikan di masa depan.
“Jangan hanya mengobati luka, kita harus mencegah agar kekerasan tidak terjadi lagi. Itu adalah tugas kita bersama. Kolaborasi lintas sektor adalah kuncinya,” pungkasnya.