Iron Dome pada awalnya dibuat untuk mencakup seukuran kota dengan jangkauan 4 km hingga 70 km (2,5-43 mil), tetapi para ahli mengatakan bahwa jangkauan ini telah diperluas.
Apakah efektif?
Israel mengklaim bahwa keberhasilan Iron Dome mencegat serangan udara hampir 90 persen. Para pejabat Departemen Pertahanan AS juga mengiyakan pernyataan ini. Termasuk pula pernyataan dari Modern War Institute, lembaga riset tentang perang yang berdomisili di AS.
Namun belakangan sistem yang diklaim ‘sempurna’ itu juga bisa kewalahan. Sebagai contohnya pada serangan hampir 5.000 roket Hamas ke Israel pada Oktober 2023 lalu.
BACA JUGA:Israel Makin Menggila, Berhasil Tewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah lewat Serangan Udara
BACA JUGA:Ibrahim Aqil, Komandan Senior Hizbullah Terbunuh oleh Serangan Udara Israel
Militer Israel berhasil membalas dengan mengatakan bahwa 2.500 roket ditembakkan. Namun, ternyata masih ada sisa roket yang berhasil masuk dan menyerang dataran Israel.
“Jumlah itu terlalu banyak untuk dikelola oleh Iron Dome,” kata laporan Modern War Institute, dikutip Aljazeera.
Ini menunjukkan Iron Dome pun memiliki celah yang bisa dimanfaatkan oleh musuh. Jika jumlah roket itu terlampau banyak, sisa roket bisa menembus sistem. Demikian menurut laporan Forbes tahun 2021.
Kelemahan Iron Dome tidak sampai disitu saja. Pada 2014 lalu, fisikawan Massachusetts Institute of Technology Theodore Postol yang melakukan penelitian mengenai ini menyebut, kalau roket pencegat yang ditembakan Iron Dome memiliki rute yang tidak menentu. Alih-alih mencapai target dengan mulus, pencegat itu kadang berbelok tajam ke arah lain.
Bukan Iron Dome Saja
Ternyata, Israel tidak hanya mengandalkan Iron Dome sebagai satu-satunya mekanisme pertahanan udara mereka. Negara penjajah Palestina ini juga memiliki dua senjata lain untuk keamanan udaranya khususnya jarak pendek.
BACA JUGA:Rusia-Ukraina Sepakat Bertukar 103 Tahanan Perang
BACA JUGA:Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia, Putin Tetap Santai Adakan Parade Militer
Yakni David's Sling yang bisa mencegat rudal dengan jangkauan antara 40 km (25 mil) dan 300 km (186 mil), lalu Sistem Arrow mencegat rudal dengan jangkauan hingga 2.400 km (1.491 mil).
Hingga saat ini baru Israel yang mengembangkan sistem pertahanan udara Iron Dome tersebut. Sebenarnya Ukraina juga berminat meminjam teknologi ini dengan Israel guna mencegah serangan udara dari Rusia. Tapi Israel hingga kini belum memberikan respon apa pun selain dukungan kemanusiaan untuk Ukraina.