IKN, NOMORSATUKALTIM – Pembangunan Istana Wakil Presiden (Wapres) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur mengusung konsep "Huma Betang Umai."
Konsep ini bukan sekadar desain arsitektural, melainkan sebuah filosofi yang berakar dari budaya Dayak, suku asli Kalimantan.
Istana yang akan menjadi salah satu pusat kegiatan kenegaraan ini dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspeknya.
Konsep "Huma Betang Umai" dan Maknanya
"Huma Betang Umai" yang secara harfiah berarti "Rumah Panjang Ibu," adalah konsep yang berasal dari tradisi arsitektur Dayak di Kalimantan.
BACA JUGA: NU Protes PP Kesehatan Terbaru, soal Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Remaja
BACA JUGA: Puluhan Warga di Mahulu Dapat Bantuan Barang Usaha dari Dinsos Kaltim
Rumah panjang, atau betang, merupakan simbol kerukunan, kejujuran, kesetaraan, dan harmoni dengan alam, yang menjadi inti dari kehidupan sosial masyarakat Dayak.
Dalam konteks pembangunan Istana Wapres, konsep ini diadaptasi untuk mencerminkan peran ibu. Bukan hanya dalam keluarga, tetapi juga sebagai metafora untuk Ibu Pertiwi dan Ibu Kota, yang melindungi dan merawat seluruh warganya.
Daliana Suryawinata, arsitek yang memimpin proyek ini, menyatakan bahwa "Huma Betang Umai" dipilih karena kekayaan nilai filosofisnya.
Huma Betang Umai dinilai yang relevan dengan peran istana sebagai simbol pemerintahan dan kepemimpinan.
BACA JUGA: Biro Organisasi Evaluasi Perangkat Daerah Kaltim, Ancam Turunkan Nilai jika Dokumen Tidak Sesuai
BACA JUGA: Stadion Batakan Bakal Jadi Transit Tamu Negara di HUT RI ke-19, Sebelum Bertolak ke IKN
“Konsep rumah panggung dan panjang diangkat menjadi dasar desain istana wakil presiden, mencerminkan perlindungan dan naungan yang diberikan oleh seorang ibu,” ujar Daliana, dikutip dari Antara, Selasa (13/8/2024).
Profil dan Struktur Istana Wapres di IKN