Untuk membandingkan tingkat kanker antar generasi, para peneliti menghitung rasio tingkat kejadian dan tingkat kematian untuk setiap kohort kelahiran, yang disesuaikan berdasarkan usia dan periode, dalam interval lima tahun dari 1920 hingga 1990.
Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kejadian kanker meningkat pada generasi muda, setelah menurun pada generasi yang lebih tua untuk sembilan jenis kanker lainnya.
Kanker dimaksud yakni, kanker payudara (hanya reseptor estrogen positif), kanker tubuh rahim, kanker kolorektal, kanker lambung non-kardia, kanker kandung empedu, kanker ovarium, kanker testis, kanker anus pada pria, dan sarkoma Kaposi pada pria.
BACA JUGA: Akses Internet Mahulu Sulit, Penerapan Kurikulum Merdeka Tak Lancar
BACA JUGA: Beri Perhatian kepada Pelaku Usaha dan Nelayan di Kukar, Edi-Rendi Dinilai Berhasil
Faktor Penyebab Kanker
Meskipun studi ini telah mengidentifikasi tren kanker yang terkait dengan kohort kelahiran ini, penyebab pasti di balik tren ini belum diketahui pasti.
Para peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan iklim yang unik yang dibagikan oleh kohort kelahiran tersebut.
Kondisi ini diperkirakan dapat mempengaruhi paparan mereka terhadap faktor risiko kanker selama tahun-tahun perkembangan mereka.
"Peningkatan tingkat kanker di antara kelompok usia yang lebih muda ini menunjukkan pergeseran generasional dalam risiko kanker dan sering kali berfungsi sebagai indikator awal beban kanker di masa depan di negara ini," kata Dr. Ahmedin Jemal, penulis senior studi ini.
BACA JUGA: Volume Sampah Balikpapan Naik Signifikan, Dampak Proyek Strategis Nasional?
BACA JUGA: Dedikasi dan Disiplin jadi Kunci, PT Berau Coal Dukung Penuh Mahasiswa Berprestasi
"Tanpa intervensi efektif pada tingkat populasi, dan dengan meningkatnya risiko pada generasi muda yang terbawa seiring bertambahnya usia, peningkatan keseluruhan beban kanker dapat terjadi di masa depan," lanjutnya.
Untuk mengatasi peningkatan risiko kanker pada generasi muda, para peneliti menekankan pentingnya intervensi pada tingkat populasi yang efektif.
Ini bisa termasuk kampanye kesadaran akan faktor risiko kanker, promosi gaya hidup sehat, dan peningkatan akses ke pemeriksaan dan perawatan kanker.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasari peningkatan risiko kanker ini, sehingga langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif dapat dikembangkan.