JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Tim nasional pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyiapkan 1000 pengacara untuk melayangkan gugatan sengketa Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Pengacara dari Tim Hukum AMIN ada 1.000 orang yang akan support di MK," kata Jubir Timnas AMIN, Iwan Tarigan dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (17/3/2024).
Iwan menuturkan nantinya Ketua THN AMIN, Ari Yusuf Amir akan memimpin gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 di MK, dibantu oleh Ketua Dewan Pakar AMIN, Hamdan Zoelva dan anggota Dewan Pakar AMIN, Refly Harun.
BACA JUGA: Netralitas Jokowi Dicecar dalam Sidang Dewan HAM PBB, Singgung Pencalonan Gibran di Pemilu 2024
Ia mengaku Tim Hukum Timnas AMIN sudah sangat siap untuk melayangkan gugatan pilpers 2024 nanti.
"Kami sudah memiliki data dan bukti yang lengkap untuk menggugat berbagai kecurangan pemilu ke Mahkamah Konstitusi, mulai dari proses lelang sistem informasi KPU sampai menjadi sistem informasi digunakan saat ini (Sirekap)," kata dia.
Selain itu, Timnas AMIN menduga ada indikasi kecurangan yang dilakukan dalam proses rekapitulasi suara dari setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2024.
BACA JUGA: Surat Ditarik, OIKN Batal Gusur Rumah Warga di Sekitar Kota Nusantara
Ia menjelaskan kecurigaan itu didapatkan pihaknya setelah melakukan audit forensik terhadap form C1-PPWP yang masuk ke sistem Sirekap.
Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto menyebut usai melakukan digital forensik pihaknya menemukan sejumlah pola yang menunjukkan indikasi dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
"Sekarang ada pola lain. Karena ini sudah ketahuan loncatannya 600, 700, 800 (per TPS), kira-kira di angka itu," kata pria yang kerap disapa BW itu dalam konferensi pers di Rumah Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, pada Jumat, 16 Februari 2024.
BACA JUGA: Ayo Serbu! Jamaah Tarawih di Masjid ini Berkesempatan Dapat Hadiah Umrah
Mantan pimpinan KPK itu menduga setiap TPS terdapat penambahan 100 suara.
"Sekarang ini kami menduga penambahannya itu dilakukan 100-100 [suara] setiap TPS. Ada pola itu," ujar Bambang.
Lebih lanjut, BW mengatakan hasil quick count dibuat untuk menghancurkan psikologis pendukung paslon yang kalah.