La Nina adalah kondisi di mana suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik bagian timur lebih dingin dari normal, sehingga menyebabkan curah hujan lebih tinggi di Indonesia.
El Nino adalah kebalikannya, yaitu kondisi di mana suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik bagian timur lebih hangat dari normal, sehingga menyebabkan curah hujan lebih rendah di Indonesia.
Pada tahun 2020 dan 2022, Balikpapan mengalami musim kemarau yang lebih basah akibat fenomena La Nina, sehingga tidak ada laporan kebakaran lahan yang signifikan di kota tersebut.
Namun, pada tahun 2021 dan 2023, Balikpapan mengalami musim kemarau yang lebih kering akibat fenomena El Nino, sehingga terjadi beberapa kebakaran lahan di berbagai wilayah.
Pada tahun 2021, terjadi kebakaran lahan di Jalan Penghubung Pulau Balang, Kilometer 13, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, pada Minggu 15 Oktober 2021.
Pada tahun 2023, terjadi sembilan kali kebakaran lahan di Balikpapan, yang menyebabkan 39.350 hektare lahan terbakar hingga pertengahan September 2023.
Lahan yang terbakar umumnya adalah lahan kosong yang ditumbuhi alang-alang dan semak. Kebakaran lahan terjadi di Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan, dan Balikpapan Timur.