Kaltim Harus Belajar dari Kasus ini, Isu Hoaks Pilkada 2024 Picu Carok di Sampang
![Kaltim Harus Belajar dari Kasus ini, Isu Hoaks Pilkada 2024 Picu Carok di Sampang](https://nomorsatukaltim.disway.id/upload/9860875cdc83bee6960da0a3503b2439.jpg)
Polda Jatim merilis kasus carok di Sampang, Madura yang dipicu oleh hoaks Pilkada 2024.-(Foto/Dok. Humas Polri)-
SURABAYA, NOMORSATUKALTIM — Isu hoaks terkait Pilkada 2024 memicu insiden kekerasan yang berujung pada tragedi carok di Ketapang Laok, Sampang, Madura.
Kejadian ini mengakibatkan satu orang tewas, dan 3 tersangka berhasil diamankan oleh pihak Polda Jawa Timur.
Korban yang tewas dalam insiden ini berinisial J, sementara tersangka yang ditangkap adalah FS, DUR, dan IDI.
Polisi juga telah memeriksa delapan saksi dan menyita sejumlah barang bukti berupa tiga bilah celurit serta pakaian milik korban dan tersangka.
BACA JUGA: Tertangkap di Filipina, Buronan Kasus Judi Online W88 Dipulangkan ke Indonesia
BACA JUGA: Enam Hari Jelang Pencoblosan, KPU Mahulu Gelar Simulasi Pelayanan TPS
Berawal dari Hoaks
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman, kejadian ini dipicu oleh informasi hoaks yang beredar di masyarakat.
Hoaks tersebut menyatakan bahwa tokoh masyarakat setempat, Kiai Hamduddin dipukuli oleh kelompok yang mendukung salah satu calon bupati Sampang, Haji Slamet Junaidi.
"Isu tersebut terkait dengan kedatangan salah satu calon bupati Sampang, Haji Slamet Junaidi, ke sebuah padepokan milik Kiai Mualif di daerah setempat,"* ungkap Farman, dikutip Beritasatu, anggota jaringan Disway, Kamis (21/11/2024).
Farman menjelaskan bahwa kedatangan Haji Slamet Junaidi ke padepokan tersebut memicu ketegangan dengan kelompok yang merasa tersinggung.
BACA JUGA: Pemkot Samarinda Serahkan 2.404 Personel Linmas Bantu Amankan TPS pada Pilkada 2024
BACA JUGA: Simpan 5 Paket Sabu di Kantong Jaket, Pengedar Ditangkap Polisi
Ketegangan itu menyebabkan penghadangan dan blokade.
Meskipun rombongan Haji Slamet Junaidi berhasil menghindari konfrontasi dengan meninggalkan lokasi melalui jalur lain, provokasi terus berkembang hingga berujung pada aksi kekerasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: