IMF Sebut Ekonomi Global Mulai Melambat, Inflasi Bergerak Variatif Akibat Tekanan Tarif dan Lemahnya Ekspor
IMF Sebut Ekonomi Global Mulai Melambat, Inflasi Bergerak Variatif Akibat Tekanan Tarif dan Lemahnya Ekspor-istimewa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – International Monetary Fund (IMF) menyoroti tanda-tanda perlambatan ekonomi global di tengah tekanan tarif dan melemahnya permintaan ekspor dunia.
Meski sejumlah indikator menunjukkan ketahanan, IMF memperingatkan potensi risiko baru terhadap stabilitas inflasi menjelang pertemuan tahunannya bersama Bank Dunia di Washington bulan ini.
Melansir Reuters pada Minggu 5 Oktober 2025, juru bicara IMF Julie Kozack mengatakan pertumbuhan global pada paruh pertama 2025 masih stabil, namun mulai menunjukkan gejala pelemahan secara luas.
“Kami melihat pertumbuhan global pada paruh pertama tahun ini relatif stabil, tetapi mulai muncul tanda-tanda perlambatan secara global. Adapun inflasi, secara global kami melihat gambaran yang cukup beragam,” ujarnya dalam konferensi pers di Washington beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Putri Konglomerat Kalsel Haji Isam Borong 35 Persen Saham KFC
Menurut Kozack, kenaikan tarif perdagangan di Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor yang memicu meningkatnya inflasi inti. Sementara itu, inflasi umum juga tercatat naik lebih cepat di Inggris, Australia, dan India.
Sebaliknya, tekanan harga di Tiongkok dan sejumlah negara Asia lainnya justru cenderung mereda karena melemahnya permintaan terhadap ekspor mereka akibat kebijakan tarif global.
“Kami melihat banyak perusahaan menyerap sebagian dampak tarif, dan itu menjadi alasan mengapa inflasi di AS masih relatif terbatas sejauh ini. Namun, berapa lama kondisi tersebut akan bertahan masih menjadi pertanyaan,” kata Kozack.
Ia menambahkan, laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) IMF yang akan diterbitkan pada 14 Oktober 2025 akan memuat analisis mendalam mengenai dampak kebijakan tarif terhadap inflasi di AS.
BACA JUGA:Inventarisasi dan Penertiban Aset Daerah, Wabup Berau: Agar Tak Timbulkan Masalah Hukum
BACA JUGA:Kaltim Kejar Target Bebas Rabies 2030 lewat Vaksinasi Massal dan Kastrasi
Selain itu, hasil kajian tahunan Article IV Consultation terhadap ekonomi AS juga dijadwalkan terbit pada November mendatang.
Lebih jauh, Kozack menilai pelemahan pasar tenaga kerja AS menjadi salah satu alasan utama bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga pada pertemuan September lalu.
Langkah itu dinilai tepat karena inflasi mulai mendekati target bank sentral.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

