Menuju 70 Persen Energi Terbarukan 2045, Kaltim Andalkan 6 Refinery B40
Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-
BACA JUGA: Flare HCC Menyala, Kilang Pertamina Balikpapan Siap Naik Kapasitas Jadi 360 Ribu Barel per Hari
Menurutnya, kesenjangan ini berpotensi menjadi hambatan besar apabila tidak diantisipasi sejak dini. IKN yang dirancang sebagai kota hijau dan berbasis energi bersih membutuhkan dukungan sistem energi yang stabil dari daerah sekitar.
Jika Kaltim tidak mempercepat transisi energi, akan ada ketimpangan antara pusat pemerintahan dan wilayah penyangga.
Bambang menilai bahwa upaya transisi energi tidak bisa hanya berupa proyek jangka pendek atau kegiatan seremonial seperti pemasangan PLTS atap di beberapa kantor pemerintahan.
Ia menegaskan, bahwa transisi energi adalah proses sistemik yang melibatkan infrastruktur besar, tenaga terlatih, serta komitmen investasi jangka panjang.
BACA JUGA: Sumber Daya Batu Bara Indonesia Capai 31,9 Miliar Ton, Perusahaan Tambang Capai 959
"Transisi energi itu bukan bagi-bagi PLTS. Ini sistem, bukan seremonial. Ada maintenance, pelatihan teknis, jangka panjang," terangnya.
Karena itu, ia mendorong agar pemerintah daerah memiliki roadmap energi yang lebih konkret, terukur, dan selaras dengan kebutuhan IKN.
Roadmap tersebut harus mencakup penentuan zona industri energi hijau, penguatan transmisi dan distribusi listrik, integrasi biomass dan solar farm, serta skema pembiayaan yang menarik bagi investor.
Selain itu, peluang investasi di sektor energi terbarukan dinilai sangat besar. Kaltim memiliki radiasi matahari yang tinggi, sumber biomassa melimpah dari sektor sawit, serta kedekatan dengan jalur ekspor maritim.
BACA JUGA: Kaltim Ubah Arah Ekonomi dari Tambang ke Energi Hijau, Optimis Target 79 Persen pada 2045
Hal ini membuka peluang bagi pengembangan berbagai jenis pembangkit energi hijau seperti PLTS skala utilitas di lahan reklamasi bekas tambang, pembangkit biomassa berbasis limbah sawit, hingga infrastruktur penyimpanan energi seperti battery storage.
"Dengan 6 refinery saja, kita bisa menjadi hub biodiesel Indonesia timur," bebernya.
Namun, perubahan struktur energi ini juga membawa dampak pada sektor ketenagakerjaan. Bambang menyampaikan bahwa ribuan tenaga kerja di sektor batu bara harus bersiap menghadapi pergeseran besar karena industri fosil menuju fase sunset.
Pada saat yang sama, industri energi hijau membutuhkan tenaga ahli baru seperti teknisi PLTS, analis biomassa, operator baterai, dan auditor energi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
