Menuju 70 Persen Energi Terbarukan 2045, Kaltim Andalkan 6 Refinery B40
Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-
BACA JUGA: Akademisi UGM: Wilayah Kaltim Cocok Dibangun PLTN
Lebih dari itu, peluang ekspor biodiesel juga terbuka lebar karena fasilitas dan infrastruktur yang sudah tersedia.
"Blending-nya di sini, dan bisa diekspor dari sini. Itu menumbuhkan devisa untuk Kaltim," ujarnya.
Perkembangan terbaru juga ditandai dengan beroperasinya pabrik refinery milik perusahaan Korea, POSCO, di Balikpapan, yang mampu menghasilkan hingga 500.000 ton POME per tahun.
Meski demikian, Bambang mengakui bahwa refinery besar tersebut masih harus mengambil bahan baku dari Manokwari karena rantai pasok sawit di Kaltim belum tertata optimal.
BACA JUGA: Pemprov Kaltim Pendam Niatan Kembangkan PLTN, Fokus Bangun Energi Terbarukan
Keterbatasan bahan baku inilah yang menurut Bambang menjadi salah satu hambatan terbesar bagi Kaltim dalam memperkuat industri biodiesel.
Meskipun Kaltim memiliki areal perkebunan sawit yang luas, pasokan CPO dan POME sebagai bahan baku biodiesel belum terjamin.
Akibatnya, terjadi perebutan bahan baku antarindustri dan beberapa pabrik harus mengambil pasokan dari luar daerah.
"Sekarang terjadi rebutan bahan baku. Kaltim ini punya sawit besar, tapi rantai pasoknya tidak tertata. Bahkan refinery harus ambil dari Manokwari," jelasnya.
BACA JUGA: Pertamina Aktifkan Jantung Kilang Balikpapan, Proyek Rp120 Triliun Dimulai
Ia menilai bahwa penguatan hulu sawit dan integrasi antarindustri energi terbarukan menjadi kunci agar Kaltim tidak hanya menjadi tempat refinery, tetapi juga pusat produksi bahan baku.
Dalam konteks energi secara umum, Bambang kembali mengingatkan bahwa komposisi energi Kaltim masih didominasi oleh sumber fosil.
"Kita ini masih 70 persen lebih bergantung pada energi fosil. Padahal IKN di depan mata menuntut konsep energi hijau," ujarnya.
Adapun, Ibu Kota Nusantara ditargetkan menggunakan energi hijau hingga 50 persen pada fase awal, tetapi Kaltim sebagai wilayah penyangga justru masih berada pada level sekitar 30 persen porsi energi bersih.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
