Tanggapi Kasus Beras Oplosan di Balikpapan, Mendag Sebut Pengawasan Sudah Diperketat Sampai ke Daerah
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso saat diwawancara di Balikpapan, Jumat (1/8/2025).-Salsabila/Disway Kaltim-
Dengan fokus utama ialah memastikan tidak terjadi pelanggaran Harga Eceran Tertinggi (HET), serta menjaga kualitas dan kuantitas beras yang beredar.
BACA JUGA:Kekeringan Meluas, Kaltim Hadapi Risiko Karhutla dan Krisis Air
Tak hanya di tingkat kota, koordinasi juga dilakukan dengan Polda Kaltim.
Tim dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus bahkan telah turun untuk menyelidiki lebih dalam dugaan praktik pengemasan ulang beras berkualitas rendah menjadi beras premium.
Langkah itu merupakan tindak lanjut atas temuan Satgas Pangan pada 25 Juli 2025. Saat itu, sekitar 4.000 kilogram beras bermutu rendah bermerek "Mawar Sejati" dan "Rambutan”"ditemukan di gudang milik CV SD, Balikpapan.
Beras tersebut diduga dikemas ulang sebagai produk premium, padahal hasil uji laboratorium menunjukkan kualitasnya tidak memenuhi standar.
"Temuan ini jadi peringatan keras. Jangan coba-coba bermain dengan barang kebutuhan pokok," jelas Rahmad.
BACA JUGA:Dewan Akan Panggil Dinas ESDM Bahas Tambang Ilegal di Wilayah IKN dan Tahura
Selain praktik curang, pemerintah juga menyoroti hambatan distribusi beras yang turut memicu lonjakan harga.
Informasi dari pedagang menyebut, adanya gangguan pasokan dari Sulawesi ke Kalimantan selama dua bulan terakhir.
BACA JUGA:Silpa APBD Kaltim 2024 Capai Rp2,59 Triliun, DPRD Minta Perencanaan Anggaran Dievaluasi
Akibatnya, banyak pedagang terpaksa mengambil pasokan dari Pulau Jawa dengan biaya lebih tinggi.
Untuk mengatasi hal itu, Pemkot terus berkoordinasi dengan Perum Bulog agar pasokan tetap stabil. Pemerintah juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan berbelanja secara wajar.
"Jangan panik. Beli secukupnya, dan pastikan dari tempat resmi," tutup Rahmad.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
