Sinergitas dalam Pembangunan IKN
OLEH: NIKOLAUS ANGGAL* Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan ibu kota negara (IKN) yang ideal. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi prasyarat mutlak untuk memulai pembangunan IKN di Kaltim. Kualitas SDM di Bumi Etam sudah bagus. Tetapi masih perlu ditingkatkan agar masyarakat lokal tidak hanya sebagai penikmat pembangunan. Kita harus menjadi pelaku dan pelaksana pembangunan. SDM yang berkualitas adalah unsur terpenting untuk memulai pembangunan yang berkualitas. SDM yang terampil dan berkualitas akan mengelola sumber daya alam (SDA) secara efektif dan efisien. SDM menjadi modal pembangunan bila pemindahan IKN dari Jawa ke Kaltim bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi memerlukan SDA dan SDM. Dua sumber daya ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Pemindahan IKN ke Kaltim akan memacu pertumbuhan ekonomi Kalimantan yang bertumpu pada industrialisasi berbasis hilirisasi SDA, jasa, pelestarian alam, dan pelestarian budaya. Kedua unsur terakhir merupakan khasanah kekayaan budaya bangsa. Standar pembangunan Indonesia tidak terlepas dari SDM yang inovatif dan kreatif. Hal ini mengacu pada konsep pembangunan bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Dengan kualitas penduduk yang rendah, manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat pembangunan dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Dengan demikian, para pelaku pembangunan dituntut menguasai masalah, kreatif, dan inovatif. Akhir-akhir ini, pembicaraan tentang SDM di Kaltim semakin gencar. Karena SDM IKN sebagai barometer kemajuan Indonesia. Di samping itu, muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya bergantung pada SDA. Belakangan ini, teknologi sebagai sumber daya pembangunan memang penting. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi sangat tergantung pada SDM. Dengan tersedianya sumber daya yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas, tantangan di masa depan dapat diatasi dengan baik. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM tidak hanya tergantung pada lembaga atau orang tertentu, tetapi perlu melibatkan seluruh komponen bangsa. Dalam rangka menyongsong realisasi pemindahan IKN ke Kaltim, tidak ada cara selain potensi lokal menguasai informasi dan teknologi. Caranya, mengubah SDM dari potensi yang rendah menjadi SDM yang berkualitas tinggi. Dari potensi yang berkualitas pada potensi yang lebih berkualitas. Untuk mencapai tingkat ini, diperlukan kedisiplinan, ketekunan, kerja keras, dan komitmen yang tinggi. Sebab sumber daya yang berkualitas harus mampu menyerap informasi dan teknologi serta memiliki etos kerja dan mental bersaing yang sehat. Bukan hanya di tingkat lokal dan nasional. Tetapi juga di tingkat global. Pemerintah pusat diharapkan melibatkan potensi-potensi lokal di Kaltim dalam menggodok rencana pembangunan IKN. Kaltim mempunyai banyak SDM yang dapat memberikan pertimbangan dan masukan. Ketika rencana pembangunan itu direalisasikan, jangan sampai muncul upaya memarjinalkan masyarakat lokal. Peran pemikir-pemikir lokal perlu dioptimalkan. Pemindahan IKN Republik Indonesia dari Pulau Jawa ke Kaltim bukan hanya memacu pertumbuhan ekonomi baru di kawasan luar Jawa, melainkan juga proses pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan berbasis potensi lokal. Semua harus tetap dibingkai dalam semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila dan UUD 45. (qn/*Dosen Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: