Bankaltimtara

Warga Kutai Barat Bersatu Tolak Tambang Ilegal di Lapangan Sari Jaya

Warga Kutai Barat Bersatu Tolak Tambang Ilegal di Lapangan Sari Jaya

Kepala Adat Kecamatan Linggang Bigung, Yu Elvin Berry, menyampaikan pernyataan tegas menolak tambang emas dan batu bara ilegal dalam aksi damai di Lapangan Sari Jaya.-(Disway Kaltim/ Eventius)-

KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Kekhawatiran warga Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim), terhadap maraknya tambang emas dan batu bara ilegal kini mencapai titik puncak. 

Sebagai bentuk protes atas kondisi yang terus memburuk, ribuan warga dari berbagai kalangan menggelar aksi damai di Lapangan Sari Jaya, Linggang Bigung, Kutai Barat, pada Senin, 2 Juni 2025. 

Aksi ini diinisiasi oleh Aliansi Penyelamatan Hutan Kutai Barat (APHKB) dan didukung oleh Sempekat Linggang, tokoh adat, pemuda, serta sejumlah organisasi kemasyarakatan. 

Ribuan peserta yang hadir mengenakan pakaian adat sebagai simbol penghormatan terhadap kearifan lokal yang menempatkan alam sebagai sumber utama kehidupan.

Para peserta membawa spanduk dan poster berisi pesan tegas menolak segala bentuk tambang emas dan batu bara ilegal, sekaligus menyerukan perlindungan hak-hak masyarakat adat dan rakyat lokal serta mendesak penyelamatan lingkungan yang terus terancam.

Dalam orasi pembukaan, Sekretaris Jenderal APHKB, Alsiyus, memaparkan fakta pahit terkait dampak tambang ilegal yang kian merajalela di Kutai Barat. 

BACA JUGA: DLH Kutai Barat Soroti Dampak Tambang Ilegal: Sungai Tercemar, Ekosistem Rusak, Warga Terancam

Ia menegaskan tidak ada manfaat yang diperoleh masyarakat dari aktivitas ini.

“Tambang ilegal, baik emas maupun batu bara, hanya menimbulkan kerusakan lingkungan parah dan konflik sosial berkepanjangan. Tidak ada kontribusi positif untuk pembangunan daerah,” tegas Alsiyus dengan suara lantang.

Alsiyus juga mengungkap data mengejutkan selama beberapa tahun terakhir. 

Sekitar 12 juta ton batu bara telah dikeluarkan secara ilegal dari Kutai Barat, namun masyarakat lokal tetap hidup dalam keterbatasan dan tidak menikmati hasilnya.

“Yang kami lihat hanyalah jalan rusak parah, sungai tercemar, dan masyarakat terpecah belah. Tambang ilegal ini dinikmati oleh segelintir orang, kebanyakan bukan warga asli Kutai Barat,” ujarnya.

Selain batu bara, Alsiyus menyoroti lonjakan aktivitas tambang emas ilegal yang makin marak. 

BACA JUGA: Aktivitas Tambang Ilegal Menyebar di 6 Kecamatan di Kutai Barat

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: