Bankaltimtara

Jappin Sidayang: Warisan Gerak Adji Rasman yang Dihidupkan Kembali oleh Generasi Muda Berau

Jappin Sidayang: Warisan Gerak Adji Rasman yang Dihidupkan Kembali oleh Generasi Muda Berau

Adji Rasman, seniman sepuh asal Gunung Tabur memberikan pemaparan kepada para generasi muda. -istimewa/Tepian Kolektif-

NOMORSATUKALTIM -  Tarian Jappin Sidayang menyimpan kisah panjang tentang dedikasi seorang maestro yang menarikannya. Lembut dan berirama. 

Di sebuah sore teduh di Museum Batiwakkal Gunung Tabur, seorang lelaki berwajah keriput duduk tenang sambil memainkan alat musik marwas.

Di hadapannya, belasan anak muda mengikuti setiap instruksinya dalam lokakarya Jappin Sidayang yang digelar, pada Selasa (28/4/2025).

Adji Rasman namanya. Seniman sepuh asal Gunung Tabur, Kabupaten Berau, tak kenal lelah dalam menari dan bermusik meski usianya telah menapaki 84 tahun

BACA JUGA:Awas, Penipuan Tiket Kapal di Pelabuhan Semayang, Pelni Balikpapan Minta Manfaatkan Check In Online 

Lahir pada 1940, Adji Rasman pun mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya untuk mengembangkan seni tari dan musik di Bumi Batiwakkal.

Dari kepiawaiannya, lahirlah Jappin Sidayang. Salah satu kreasi tari Jappin yang kini menjadi penanda kontribusinya dalam pelestarian budaya lokal.

Karyanya dikenal karena sentuhannya  yang tetap menjaga nilai-nilai tradisi. Hingga hari ini, di usia yang melewati hari kemerdekaan RI,  Adji Rasman masih aktif melatih para generasi muda.

Mereka mempelajari ragam gerak dasar seperti salam pembuka, kepala bassai, transisi, hingga gerakan penutup. Dipandu oleh koreografer muda Melynda Adriani.

Lokakarya tersebut diinisiasi oleh komunitas Tepian Kolektif yang bekerja sama dengan Ruang Perupa Berau dan Hid’Art Project.

Ketiganya juga menggelar acara bertajuk Malam Sidik Sidayang: Tubuh yang Mengingat, dari Guru ke Generasi di Pour Cafe, Rabu malam, yang bertepatan dengan peringatan Hari Tari Sedunia

BACA JUGA: Samarinda Tuan Rumah Dialog Sastra Melayu Serantau 2025, Undang Penulis dari Tiga Negara.

Selain pelatihan, kegiatan ini juga menjadi momen peluncuran zine dan modul ajar bertajuk "Jappin Sidayang: Tubuh Waktu Warisan".

Buku setebal 65 halaman ini memuat sejarah Jappin, perjalanan Adji Rasman, nilai-nilai budaya, struktur gerak, serta musik pengiring.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait