Jasa Penukaran Uang Mulai Menjamur di Samarinda, Nekat Bertransaksi Meski Dilarang Satpol PP

Jasa Penukaran Uang Mulai Menjamur di Samarinda, Nekat Bertransaksi Meski Dilarang Satpol PP

Salah satu pihak jasa penukar uang di Samarinda.--

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM- Praktik jasa pertukaran uang pecahan baru menjelang Lebaran Idulfitri 2025 mulai menjamur di beberapa titik di Kota Samarinda.

Meskipun, Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda telah melarang praktik tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Samarinda Nomor 300/0798/011.04 yang diterbitkan pada 24 Februari 2025 lalu.

Namun, jasa penukaran uang ini tetap nekat beroperasi di kawasan sepanjang Jalan Selamat Riyadi, Kota Samarinda.

Pantauan Nomorsatukaltim, Selasa (25/3/2025) siang, ada sebanyak 8 jasa penukaran uang yang tersebar di kawasan itu.

BACA JUGA: Bank Mandiri Siapkan Rp 2,32 T untuk Penukaran Uang di Kalimantan, Pecahan Rp 20.000 Paling Diminati

BACA JUGA: Penukaran Uang Lebaran Sekarang Pakai Aplikasi Pintar, Cek Cara dan Ketentuannya di Sini

Salah satu pelaku jasa tukar uang, AL (24) mengungkapkan, jika dirinya telah membuka lapaknya sejak 7 hari lalu agar meraup untung dari transaksi pertukaran uang pecahan ini.

"Per Rp100 ribunya (dapat) 20 persen. Kalau uang Rp100 ribu, jadi Rp120 ribu, kalau nukar uang Rp200 ribu jadi harganya Rp240 ribu, gitu seterusnya," kata AL.

Artinya, dia mendapat untung Rp20 ribu per Rp100 ribu yang ditukar dan berlaku kelipatannya.

Dia mengatakan, jasa penukaran uang yang dia jalankan ini bukanlah miliknya, melainkan usaha milik orang lain. Dirinya hanya bertugas sebagai perantara yang melayani penukaran.

BACA JUGA: Dukung Keamanan dan Keselamatan Pemudik, Polresta Samarinda Dirikan 9 Pos Terpadu

BACA JUGA: Penumpang Terminal Bus Tipe A Samarinda Seberang Meningkat, Harga Tiket Masih Normal

Ia pun berencana untuk bertahan membuka lapak ini hingga stok uang pecahan ini habis ditukar. Uang pecahan yang dia siapkan dalam seminggu bisa habis hingga Rp10 juta jika kondisi sedang ramai.

AL juga mengungkapkan, bahwa dirinya bisa membawa Rp20 juta uang pecahan dalam keranjang box. "Iya bisa segitu, kadang nggak habis semua sih. Kadang Rp5 juta, Rp10 juta, terus habis," imbuhnya.

Dia mengakui warga Kota Tepian hingga kini sudah banyak yang menukarkan uangnya kepadanya. "Biasanya menjelang mau Lebaran itu baru banyak, seperti H-7 ini sudah mulai banyak. Kalau sebelumnya belum ramai," paparnya.

Meski dapat meraup untung dari praktik jasa ini, AL juga mengaku khawatir terhadap razia Satpol PP yang sewaktu-waktu dapat meringkusnya.

BACA JUGA: Dilema Guru Mendisplinkan Siswa di Sekolah, DPRD Samarinda Dorong Adanya Payung Hukum yang Jelas

BACA JUGA: Pemkot Hapus Denda PBB-P2 Lewat Perwali, DPRD Samarinda Sambut Positif

"Iya, takut juga sih. Kita juga was-was. Maksudnya, tiba-tiba nanti diangkut. Soalnya kami ini sudah beberapa tahun sih di sini dari awal (orang sini)," kata dia.

Dalam setiap tahun, AL bersama kelompoknya yang lain telah membuka jasa pertukaran uang ini setiap menjelang Lebaran.

Sementara itu, HM (27) mengatakan, bahwa dirinya sudah lama menekuni pekerjaan ini. "Dalam satu tahun terakhir juga sudah di sini. Kita bawa dalam box lalu dipajang di atas meja seperti ini. Biar orang tahu kita jasa penukaran uang kecil," jelasnya.

Untuk uang pecahannya pun beragam, mulai dari nominal Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, hingga terkecil pecahan Rp2 ribu. Uang-uang pecahan ini pun disusun rapi di atas meja persegi dengan nominal tertinggi dalam satu bundel senilai Rp5 juta.

BACA JUGA: Lesunya Ekonomi Jelang Lebaran: Daya Beli Masyarakat Terus Merosot

Berdasarkan pantauan, ada sekitar Rp50 juta yang dibawa oleh HM. Setiap menit, ada banyak pengendara yang singgah untuk sekadar bertanya harga ataupun melakukan transaksi menukar uang.

Meski para jasa penukaran uang ini khawatir terhadap razia Satpol PP, namun karena terdorong kebutuhan harian menjadi alasan utama mereka untuk meraup keuntungan dari bisnis penukaran ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: