Perjalanan Peyek Kerang di Tangan Erlina, dari Babulu Laut ke IKN sebagai Oleh-Oleh Khas

Perjalanan Peyek Kerang di Tangan Erlina, dari Babulu Laut ke IKN sebagai Oleh-Oleh Khas

Erlina menunjukkan peyek kerang hasil produksinya.-Disway/ Gathan-

PENAJAM, NOMORSATUKALTIM - Melimpahnya hasil laut di Babulu Laut sering kali menjadi tantangan bagi para nelayan dan pedagang lokal dalam mengelola dan memasarkannya.

Namun, di tangan kreatif Erlina, warga Babulu Laut, kondisi ini justru menjadi peluang.

Berawal dari kesulitan menjual kerang dara dalam jumlah besar, wanita 35 tahun ini menemukan inovasi baru dengan mengolahnya menjadi peyek kerang, camilan renyah yang kini dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Ibu Kota Nusantara (IKN).

Usaha peyek kerang ini bermula pada tahun 2023 dari dorongan seorang pendamping UMKM bernama Rizal, DIA mulai bereksperimen mengolah kerang menjadi produk yang tahan lama.

BACA JUGA: Harga BBM Pertamina di Kaltim Naik per 1 Februari 2025, Berikut ini Daftarnya

BACA JUGA: Diskon Token Listrik PLN Ternyata Berbatas, Pelanggan Wajib Tahu Ketentuan Berikut ini!

"Awalnya, saya coba buat peyek dari kerang yang masih utuh, tapi ternyata meledak saat digoreng. Akhirnya, saya mencoba menggilingnya agar lebih aman dan mudah dicetak. Inspirasi ini saya dapat dari melihat olahan kepiting yang dibuat menjadi camilan," cerita Erlina.

Berbekal referensi dari internet, khususnya YouTube, ia mencoba berbagai resep hingga akhirnya menemukan formula yang tepat. Tanpa mengikuti pelatihan formal, Erlina belajar secara otodidak dan mulai mengembangkan produknya.

Baru setelah beberapa bulan, ia bergabung dalam pelatihan UMKM yang diselenggarakan di Balikpapan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dalam produksi pangan.

Sebelum mengolah kerang menjadi peyek, Erlina hanya berjualan kerang segar dengan harga Rp7.000 per kilogram kepada pengepul.

BACA JUGA: Catat! 3 Jenis Minuman Ini Wajib Dihindari Penderita Maag

BACA JUGA: Nutrisi Tidak Harus dari Makanan Mentah, Penuhi Gizi Berpedoman Isi Piringku

Dalam satu kali panen, ia bisa menjual sekitar 40-50 kilogram per minggu. Namun, keuntungan dari menjual kerang mentah relatif kecil dan bergantung pada musim pasang surut air laut. Setelah mengembangkan peyek kerang, usahanya mulai memberikan keuntungan lebih besar.

sekali produksi, ia bisa mengolah sekitar 4-5 kilogram bahan baku yang menghasilkan sekitar 120-150 bungkus peyek ukuran 50 gram.

Produksi dilakukan tiga kali seminggu dengan proses pengeringan yang membutuhkan waktu hingga tiga hari, tergantung kondisi cuaca.

Peyek kerang buatannya kini telah dipasarkan ke berbagai daerah, termasuk Samarinda dan Balikpapan.

BACA JUGA: 7 Makanan Tidak Disukai Anak, Tapi Penting untuk Tumbuh Kembang Mereka

BACA JUGA: Hasil Penelitian: 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Tingkatkan Kesehatan Jantung

Bahkan, produknya telah diterima untuk dipasarkan di rest area dan hotel-hotel di kawasan IKN, meskipun masih menunggu proses administrasi lebih lanjut.

Meskipun usahanya berkembang, Erlina masih menghadapi beberapa kendala, terutama dalam hal dukungan dan permodalan dari pemerintah seperti di daerah lain.

Hingga saat ini, ia belum mendapatkan bantuan kemasan dari pemerintah dan masih mengeluarkan biaya sendiri untuk desain serta pengemasan produknya.

Namun, untuk legalitas usaha, ia telah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, serta izin PIRT dengan bantuan dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten PPU.

BACA JUGA: Penghapusan Utang UMKM, Pemkab PPU Tunggu Petunjuk Teknis

BACA JUGA: Pelaku UMKM PPU Dipandu Jualan Via Live Streaming

"Semua pengurusan izin dibantu pemerintah lewat sistem online, tapi untuk kemasan dan promosi masih saya tangani sendiri," ujarnya.

Pesanan terbesar yang pernah ia terima datang dari Dinas KUKM Perindag PPU, yang mencapai 100 bungkus dalam satu kali order.

Selain itu, ia juga memanfaatkan media sosial dan toko online/e-commerce (tolong dikoreksi pak redaktur) untuk memperluas jangkauan pasarnya.

Ke depan, Erlina berharap dapat memiliki rumah produksi sendiri agar bisa meningkatkan kapasitas produksi dan menjaga kualitas produknya.

BACA JUGA: Pergantian Pimpinan Baru, Ketua DPRD PPU: Mutasi Pejabat Harus Profesional dan Proposional

BACA JUGA: PPU akan Manfaatkan Kawasan Tambak Menjadi Destinasi Ekowisata Mangrove

Saat ini, ia masih mengolah peyek kerang di rumah dengan bantuan beberapa anggota keluarga.

"Saya ingin usaha ini berkembang lebih besar, jadi ikon oleh-oleh dari Babulu Laut, dan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitar saya," harapnya.

Dengan kreativitas dan ketekunannya, Erlina telah membuktikan bahwa produk lokal dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

Dari hasil laut yang melimpah hingga menjadi camilan khas yang diminati, peyek kerang Babulu Laut kini semakin dikenal sebagai bagian dari kekayaan kuliner Kalimantan Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: