BMKG Balikpapan Ungkap Penyebab Curah Hujan Tinggi di Kaltim, Mahulu jadi Daerah Paling Terdampak

BMKG Balikpapan Ungkap Penyebab Curah Hujan Tinggi di Kaltim, Mahulu jadi Daerah Paling Terdampak

Ilustrasi banjir yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur. -(istimewa/ dok. Polda Kaltim)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi penyebab curah hujan tinggi di wilayah Indonesia khususnya Kalimantan Timur (Kaltim), dan mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan yang masih dapat terjadi.

Ketua Pokja Data dan Informasi BMKG Kota Balikpapan, Diyan Novrida, menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan tingginya curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kaltim, yang pertama yakni faktor global.

“Curah hujan tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor global, seperti indeks El Nino dan La Nina, Madden Julian Oscillation (MJO), dan gelombang ekuator,” tutur Diyan saat ditemui Nomorsatukaltim, Kamis (30/1/2025).

Adapun saat ini, indeks-indeks tersebut menunjukkan peningkatan yang mendukung curah hujan di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur.

Ia menyebut, indeks La Nina masih dalam kategori lemah, namun cukup mendukung pertumbuhan awan konvektif penghasil hujan.

BACA JUGA : Cuaca Buruk, Speed Boad Terbalik di Nunukan, 4 Penumpang Tewas

“MJO sendiri memiliki 8 fase dan saat ini berada di fase 4, yang mendukung pembentukan awan konvektif di wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Selanjutnya faktor regional, yakni di Kalimantan Timur saat ini berada dalam musim hujan yang dipengaruhi oleh musim Asia. Diyan menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur, mengalami curah hujan tinggi akibat musim ini.

Dan yang ketiga adalah faktor lokal, dimana suhu permukaan laut atau Sea Surface Temperature (SST) di sekitar Kalimantan Timur juga mengalami anomali hangat, dengan suhu yang lebih tinggi dari normal, sekitar 0.2 hingga 1 derajat Celsius. Sementara suhu normal permukaan laut antara 20°C hingga 30°C.

“Faktor ini berperan dalam pembentukan awan konvektif penghasil hujan melalui proses pemanasan, penguapan, dan kondensasi. Pola angin shearline dan belokan angin di atas Kalimantan Timur juga mendukung pertumbuhan awan konvektif penghasil hujan,” jelas Diyan.

BACA JUGA : Ramalan Cuaca Kaltim, 30 Januari 2025, Cek di Sini!

Disamping itu, BMKG memprediksi puncak musim hujan akan berlangsung hingga bulan Maret-April.

MJO diperkirakan akan berosilasi selama 90 hari, sementara La Nina mungkin masih berpengaruh hingga pertengahan Februari menuju Maret.

“Curah hujan diukur dalam milimeter. Tinggi curah hujan harian di Balikpapan mencapai sekitar 200 mm, dengan curah hujan ekstrem di Januari mencapai lebih dari 100 mm,” jelasnya lebih rinci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: