Enggak Main-Main, Pemkot Samarinda Siapkan Alat Senilai Rp 10 M Atasi Limbah Sampah

Enggak Main-Main, Pemkot Samarinda Siapkan Alat Senilai Rp 10 M Atasi Limbah Sampah

Incinerator alat pembakar limbah yang terkontrol melalui suhu tinggi yang digadang akan menjadi solusi pengurangan sampah di Samarinda.-mayang/disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM- Guna mengatasi permasalahan sampah yang kian menumpuk, Pemkot Samarinda terus lakukan pematangan kajian dan langkah strategis.  Adapun pembangunan 10 insinerator yang direncanakan tersebar di 10 kecamatan akan dimulai pada awal 2025 dengan anggaran senilai Rp 10 miliar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, mengungkapkan bahwa anggaran sebesar Rp 10 Miliar telah dialokasikan guna mempercepat rencana pembangunan insinerator ini, dengan pertimbangan berbagai kajian mendalam.

Produksi sampah di Samarinda saat ini mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan, yaitu sekitar 600 ton atau 1.862 kubik per hari.

"Dengan adanya insinerator, kita harapkan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa berkurang secara signifikan," ungkapnya Jumat, (27/12/2024).

BACA JUGA:Rutan Kelas I Samarinda Buka Layanan Kunjungan Tatap Muka Khusus WBP Nasrani

BACA JUGA:Targetkan Pembangunan Cepat Selesai, Pemkab Berau Adakan Lelang Lebih Awal

Meskipun rencana pembangunan insinerator ini sudah cukup matang, namun masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, seperti penetapan lokasi, pengurusan izin operasional, dan juga pemilihan jenis insinerator yang sesuai.

"Kan tidak bisa langsung membakar sampah begitu saja, semua harus sesuai prosedur dan perizinan," tegasnya.

Sehingga untuk mempercepat proses pengadaan, pemerintah kota akan memanfaatkan katalog elektronik. Terlebih, harga unit tersebut cukup beragam tergantung kapasitasnya, mulai dari Rp 3 miliar hingga Rp 10 miliar.

BACA JUGA:Program DPRD Kaltim Akan Disesuaikan dengan Visi Misi Gubernur Baru

“Namun, kami optimistis dengan adanya insinerator ini, masalah sampah di Samarinda bisa teratasi," kata Endang.

Selain rencana pembangunan insinerator di setiap kecamatan, pihaknya juga berencana membangun insinerator manual di TPA Bukit Pinang yang telah ditutup sejak September 2023 lalu.

Insinerator manual ini diharapkan dapat membantu mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA tersebut. Dengan adanya insinerator, diharapkan masalah sampah di Samarinda dapat teratasi secara lebih efektif.

"Kami sedang mempertimbangkan untuk menggunakan insinerator manual dari beton. Namun, rencana ini masih dalam tahap persiapan," ucapnya.

BACA JUGA:Motif Pria Pasang Bearing Motor ke Alat Kelamin Belum Diketahui, Petugas Damkar: Ditanya Diam….

Endang menuturkan, pembangunan insinerator juga perlu diimbangi dengan upaya-upaya lain, seperti peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah, serta pengembangan sistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi. “Kami harap tahun depan sudah mulai dilaksanakan,” imbuhnya.

Endang turut mengimbau kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya yang masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah warga yang dikenai sanksi saat DLH melakukan inspeksi mendadak (sidak) di berbagai lokasi.

“Masih banyak warga yang belum disiplin membuang sampah pada tempatnya. Ini menjadi tantangan besar dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan di Samarinda pula selain solusi pengadaan incinerator tadi,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: