Mengadopsi Literasi Asesmen Pola Selandia Baru untuk Pendidikan Berkualitas di Kalimantan Timur
Dr. Sunardi, S.S., M.Hum., CIHCM.--
Oleh: Dr. Sunardi, S.S., M.Hum., CIHCM*
PENDIDIKAN berkualitas adalah fondasi utama dalam mewujudkan visi Kalimantan Timur menuju Indonesia Emas 2045.
Namun, tantangan di lapangan, seperti ketimpangan akses pendidikan antara wilayah pedalaman dan perkotaan, keterbatasan kompetensi guru dalam menyusun asesmen berkualitas, serta kurangnya data berbasis bukti untuk perencanaan kebijakan, menjadi penghambat signifikan. Dalam konteks ini, pendekatan literasi asesmen yang diterapkan di Selandia Baru dapat menjadi model yang relevan untuk diadopsi di Kalimantan Timur.
Literasi Asesmen Pola Selandia Baru
Di Selandia Baru, literasi asesmen tidak sekadar tentang evaluasi siswa, melainkan mencakup pemberdayaan guru sebagai aktor utama. Guru dilatih untuk memahami berbagai jenis asesmen (formatif, sumatif, diagnostik) dan prinsip dasar validitas serta reliabilitas alat asesmen. Hasil asesmen tidak berhenti di atas kertas, tetapi menjadi alat untuk meningkatkan pembelajaran dan refleksi pengajaran.
Salah satu keunggulan sistem di Selandia Baru adalah Assessment Resource Banks (ARB), sebuah platform digital yang menyediakan lebih dari 3.000 alat asesmen untuk mata pelajaran utama, seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan Sains.
Guru dapat memilih, membandingkan, atau bahkan menyumbangkan alat asesmen yang mereka kembangkan, asalkan memenuhi kriteria validasi.
Selain itu, kerangka progresi pembelajaran, seperti Learning Progression Frameworks, membantu guru memetakan langkah-langkah utama perkembangan keterampilan siswa.
Dampaknya sangat jelas, guru lebih percaya diri, siswa lebih terarah dalam belajarnya, dan data agregat dari hasil asesmen mendukung kebijakan berbasis bukti.
Potensi Adopsi di Kalimantan Timur
Meskipun berbeda konteks, pendekatan literasi asesmen Selandia Baru memiliki potensi besar untuk diadaptasi di Kalimantan Timur. Tantangan di daerah ini sangat spesifik, mulai dari akses pendidikan di wilayah terpencil hingga rendahnya kompetensi guru dalam menggunakan data asesmen untuk pembelajaran.
Mengapa Relevan? Karena:
1. banyak guru di Kalimantan Timur belum mendapatkan pelatihan mendalam dalam menyusun asesmen. Akibatnya, proses evaluasi sering kali tidak memberikan gambaran akurat tentang kemajuan belajar siswa.
2. digitalisasi pendidikan mulai berkembang di Kalimantan Timur, sehingga platform seperti ARB dapat disesuaikan untuk kebutuhan lokal.
3. data agregat dari hasil asesmen dapat membantu Dinas Pendidikan Kalimantan Timur merumuskan kebijakan yang lebih efektif, terutama untuk daerah pedalaman.
Strategi Implementasi
Untuk mengadopsi pendekatan ini, diperlukan strategi bertahap yang mempertimbangkan kondisi lokal. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Pelatihan Guru
Guru adalah ujung tombak literasi asesmen. Pelatihan literasi asesmen harus dimulai dari pengenalan jenis asesmen, penyusunan alat yang valid dan reliabel, hingga pemanfaatan hasil asesmen untuk meningkatkan strategi pembelajaran.
2. Pengembangan Platform Digital Lokal
Mengembangkan “Kaltim Assessment Resource Platform (K-ARP) sebagai repositori alat asesmen yang relevan dengan kurikulum lokal. Platform ini tidak hanya mendukung guru, tetapi juga menjadi tempat berbagi inovasi antarpendidik.
3. Kerangka Progresi Pembelajaran
Penting untuk menyusun kerangka progresi pembelajaran berbasis lokal. Misalnya, isu keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati Kalimantan dapat menjadi bagian dari kerangka ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: