Co-Firing di PLTU Teluk Balikpapan, Transisi Energi atau Ancaman Ekologi?

Co-Firing di PLTU Teluk Balikpapan, Transisi Energi atau Ancaman Ekologi?

PLTU Teluk Balikpapan telah menerapkan kebijakan Co-Firing sejak akhir tahun 2022.-(Disway Kaltim/ Salsa)-

Proses sebelum pengiriman biomassa melibatkan pengujian laboratorium oleh PLN, yang mengambil sampel untuk memastikan bahwa produk woodchip dari TPAS Manggar memenuhi standar kalori, biasanya antara 3000-3500 kalori. 

Jika memenuhi standar, maka biomassa tersebut dapat dikirim dan dihargai sesuai hitungan formula, tetapi jika kadar kalorinya di bawah standar, biomassa tidak akan diambil oleh PLN. 

Sejauh ini, woodchip dari TPAS Manggar selalu lolos uji laboratorium dan memenuhi syarat, sehingga TPAS Manggar dapat mengirim pasokan secara teratur ke PLTU Teluk Balikpapan.

 

Kolaborasi dengan Pemasok Lokal: Langkah Tersendat

Agus Wahono, Direktur Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Balikpapan, menjelaskan bahwa target pasokan biomassa yang diharapkan PLTU masih belum tercapai. 

Saat ini, PLTU menetapkan target 5000 ton per bulan, sementara KSM baru mampu memasok sekitar 10 ton per hari atau kurang dari 1000 ton per bulan. 

“Ini disebabkan beberapa tantangan, termasuk kapasitas mesin yang belum optimal dalam menangani jenis kayu keras dan besar,” ucap Agus.

Dilanjutkan Agus, pemanfaatan kayu limbah di masyarakat juga belum sepenuhnya tersosialisasikan dengan baik. Masih banyak warga yang belum mengetahui bahwa semua jenis kayu tebangan dapat diolah sebagai biomassa. 

Selain itu, rendahnya harga beli dari PLTU menjadi faktor lain yang menyebabkan keterbatasan suplai dari masyarakat. 

Ia juga menjelaskan bahwa penjualan kayu ke PLTU memerlukan standar tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh perusahaan resmi, sehingga masyarakat tidak bisa langsung menjual kayu ke PLTU.

KSM memiliki lokasi di Teritip dan Kilometer 26 sebagai pusat kegiatan pengolahan biomassa. Saat ini, mereka bekerja sama dengan PLN, PLTU, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menjalankan program pemberdayaan. 

Salah satu program yang sedang dikembangkan adalah pemanfaatan lahan tidur untuk menanam tanaman energi seperti Indigofera dan Lamtoro, yang dapat diolah menjadi biomassa. 

Program ini masih dalam tahap identifikasi lahan-lahan tidur di Balikpapan dan sekitarnya, termasuk wilayah Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) yang dekat dengan Samboja.

Agus juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kayu limbah tanpa harus membakarnya. 

“Kami menawarkan opsi agar masyarakat membawa kayu limbah tersebut ke TPA untuk diolah, dan KSM akan membelinya dengan harga yang layak,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: