Debat Perdana Cawalkot Balikpapan: Membaca Polarisasi Representasi Petahana vs Penantang
Ariel Aditya Rahmat.-istimewa-
Oleh: Ariel Aditya Rahmat
NOMORSATUKALTIM - Debat perdana Cawalkot Balikpapan 2024 yang berlangsung Rabu, (23/10) malam berjalan seru dengan tensi yang cukup tinggi.
Sebagai bagian dari tahapan pilkada, debat sangatlah penting dimana menjadi ajang dan juga kesempatan bagi ketiga calon untuk menyampaikan visi dan misi, serta recana kerja ke depannya ketika terpilih. Debat yang diikuti oleh ketiga pasangan calon tersebut memberikan gambaran mengenai polarisasi politik dan peta kontestasi politik. Di mana masing-masing paslon mengusung narasi yang berbeda dan mencolok.
Pasangan nomor urut satu Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo yang merupakan paslon petahana berfokus pada pencapaian yang telah diraih. Berusaha menunjukkan kontinuitas dan stabilitas seperti program subsidi BPJS gratis kelas 3 dan SPP serta seragam sekolah gratis yang menjadi andalannya.
Pasangan nomor urut dua Rendi Susiswo Ismail dan Eddy Sunardi Darmawan (Ready) tampil sebagai penantang petahana, yang dimana menekankan perlunya perubahan dan inovasi untuk menjawab tantangan dan problem yang dihadapi menyangkut kebutuhan dasar masyarakat Kota Balikpapan.
Pasangan nomor urut tiga Muhammad Sa’bani dan Syukri Wahid dengan percaya diri menunjukan bahwa mereka sebagai pendatang baru yang hadir dan lahir dari rahim kegelisahan masyarakat. Mereka menawarkan perubahan dan solusi atas persoalan dari kegelisahan masyarakat tersebut.
Dalam debat perdana ini tema yang dibahas adalah persoalan hukum, SDM, dan reformasi birokrasi dengan sub tema korupsi, transparansi informasi, ASN, manajemen kepegawaian, dan merit system.
Paslon nomor urut satu, Rahmad - Bagus dengan tegas menampilkan gagasannya mengembangkan pemerintahan yang bersih dan profesional, yang berorientasi pada pelayanan masyaraka. Serta mengembangkan sistem merit yang tujuannya adalah setiap orang ditempatkan di posisi yang tepat secara adil dan fair.
Selain itu, mereka juga menampilkan pandangannya tentang keberhasilan pelaksanaan program dibidang pendidikan dan kesehatan yang dimana menegaskan sikap untuk mempertahankan dan melanjutkan apa yang sudah dilakukan.
Paslon nomor urut dua, Rendy - Eddy mengekspresikan gagasannya tentang politisasi hukum dan kekuasaan, di mana semua orang harus diperlakukan sama dihadapan hukum, tidak ada perlakuan istimewa untuk keluarga atau kroni.
Hukum harus digunakan untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pasangan ini selalu menekankan untuk menolak adanya dinasti politik yang dimana dianggap sebagai penyakit demokrasi. Selain itu, mereka dengan tegas akan mengelola anggaran secara terbuka dan transparan. Akan ada juga reformasi birokrasi dimana, birokrasi sebagai pelayan warga layanan birokrasi harus cepat dan efisien serta bersih dari suap dan korupsi.
Paslon nomor urut tiga, Sa’bani – Syukri menampilkan pandangan yang dimana akan membangun infrastruktur yang layak dan berdampak pada ekonomi rakyat. Selain itu, mereka juga akan memperkuat tata kelola pemerintahan yang kuat dan pro kepada pelayanan masyarakat.
Dalam persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) paslon ini dengan tegas jika ada yang terbukti menerima kickback atau cashback dan lain sebagainya dengan kesadaran diri sendiri untuk berhenti dari jabatan itu dan akan dicari pengganti yang lebih baik.
“Edukasi tentu sangat perlu kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak membiasakan diri lagi setiap berurusan mencoba jalan pintas tapi tidak tidak mau mengikuti prosedur yang seadil-adilnya. Kita akan buat ketentuan peraturan yang mempercepat proses pelayanan tanpa harus memungut biaya-biaya yang tidak perlu. Ini penting sehingga kita akan bisa menurunkan tingkat korupsi,” kata Sa,bani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: