Pemuda Tenggarong Menjadi Otak Pembakaran di Gunung Belah, Dipicu Sakit Hati

Pemuda Tenggarong Menjadi Otak Pembakaran di Gunung Belah, Dipicu Sakit Hati

Inisial J saat diintrogasi-Disway/Ari-

J menyatakan bahwa ia khawatir rumah kosong tersebut menjadi tempat bagi kegiatan negatif dan merasa pemilik rumah kurang bertanggung jawab.

BACA JUGA : Andi Harun-Budayawan Saling Sahut-sahutan Soal Teras Samarinda

"Saya membakar karena kesal. Warga sering menegur pemilik rumah itu untuk menyalakan lampu atau menjualnya, tapi mereka tidak pernah peduli," jelas J.

Terpisah, Ketua RT 73, Reza, salah satu warga yang pertama kali menerima laporan tentang percobaan pembakaran tersebut, menyatakan bahwa tindakan pemuda tersebut telah menimbulkan ketakutan di kalangan warga.

Setelah menerima laporan dini hari dari warga, Reza segera mendatangi lokasi dan menemukan api sudah berhasil dipadamkan oleh warga sekitar.

"Saya dapat telepon dari warga sekitar dini hari. Saat saya sampai, api sudah padam. Saya langsung menghubungi Babinkamtibmas dan melaporkan kejadian ini ke Polres," ujar Reza.

Setelah insiden kebakaran besar pada 5 September 2024, warga di kawasan Gunung Belah sudah giat melakukan ronda malam untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman kebakaran.

Namun, dengan adanya percobaan pembakaran terbaru ini, warga berencana untuk lebih memperketat pengawasan melalui ronda malam yang lebih rutin.

"Kami sudah rutin melakukan ronda malam, tapi karena kejadian ini, kami akan lebih memperketat pengawasan. Apalagi setelah kebakaran besar kemarin, warga semakin waspada," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: