Sedih, Mahulu Belum Punya Perpustakaan Umum Sendiri
Tenaga pengelola perpustakaan sekolah di Mahulu saat mengikuti Bimtek.-istimewa-
Termasuk ditawari agar dapat didirikan dinas khusus atau minimal dibuatkan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang menangani perpustakaan.
“Selama masih berada di bawah Kesra, ini sebetulnya sesuai tupoksi belum memadai. Kalau sudah ada UPTD nanti bisa lebih mengembangkan dan bisa mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembangunan perpustakaan, baik itu gedung maupun buku dan literasi lainnya,” kata Teguh.
Kata Teguh, pengembangan perpustakaan di Mahulu tentunya masih banyak tantangan yang dihadapi, seperti persediaan bahan literasi yang masih menerapkan pola konvensional.
BACA JUGA:Kapolres Mahulu Sebut Potensi Konflik di Pilkada 2024 Cukup Tinggi
BACA JUGA:Pemuda Pancasila Mahulu Berkomitmen Dukung Pasangan Bulan-Fathra, Ini Alasannya!
Teguh menginginkan agar pengelolaan perpustakaan di Mahulu dapat setara dengan daerah lain, apalagi di era digitalisasi ini yang serah canggih.
Sehingga akses bahan bacaan tidak hanya diperoleh dalam bentuk buku fisik saja, tapi bagaimana memanfaatkan teknologi yang ada.
“Kalau hanya buku di perpustakaan sekolah-sekolah itu saja tentu akan ketinggalan kereta. Karena sekarang di era digitalisasi handphone saja sebenarnya bisa mengakses bahan bacaan. Tentu ini juga perlu didukung dengan ketersediaan jaringan internet yang memadai,” ujarnya.
Ia berharap para tenaga perpustakaan dari sekolah-sekolah yang telah mengikuti Bimtek selama ini bisa lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaan perpustakaan, terutama dalam memacu semangat literasi di sekolah.
Sehingga para guru dan siswa di sekolah maupun masyarakat umum bisa lebih tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan, baik untuk membaca buku maupun berdiskusi.
“Karena kita percaya bahwa buku adalah sumber ilmu pengetahuan. Kita harapkan perpustakaan makin berkembang baik di kampung, kecamatan maupun di kabupaten,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: