Obesitas Mempengaruhi Jumlah Produksi Sperma, Peneliti Mengungkap Mekanismenya di Otak

Obesitas Mempengaruhi Jumlah Produksi Sperma, Peneliti Mengungkap Mekanismenya di Otak

Ilustrasi obesitas-(Foto/Istimewa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Obesitas merupakan masalah kesehatan serius yang berdampak pada kesejahteraan secara keseluruhan, berkontribusi pada kondisi kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan bahkan mempengaruhi fungsi reproduksi. 

Meskipun telah lama diketahui bahwa obesitas mengurangi kesuburan, mekanisme pasti di balik fenomena ini tetap menjadi misteri - hingga kini.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas California-Riverside menemukan melalui penelitian pada tikus bahwa obesitas menyebabkan perubahan kronis di otak yang mempengaruhi jumlah sperma

BACA JUGA: Sah! SMSI Samarinda Terbentuk, Ini Susunan Pengurusnya

Studi yang dipublikasikan di Journal of Neuroscience ini menjelaskan bagaimana obesitas memicu perubahan otak yang signifikan, mengakibatkan pengurangan koneksi neuronal. 

Hal ini kemudian mengurangi jumlah reseptor yang memberi sinyal ke otak ketika cukup energi tersedia, sehingga mengatur asupan makanan.

"Djurdjica Coss, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan dalam sebuah rilis berita bahwa obesitas dapat menjelaskan mengapa kita tidak berhenti mengonsumsi kalori berlebihan," kata Djurdjica Coss, pemimpin studi tersebut, dikutip Medical Daily, Kamis (25/7/2024).

BACA JUGA: Studi: Penggunaan Antibiotik pada Anak Tingkatkan Risiko Asma di Kemudian Hari

Para peneliti juga mencatat bahwa tikus yang kelebihan berat badan memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dalam darah mereka dan jumlah sperma yang berkurang. Hal ini dikaitkan dengan disfungsi pada sumbu hipotalamus-pituitari-gonad (HPG). 

Hipotalamus mengontrol asupan makanan, suhu, haus, dan reproduksi. Hipotalamus mengelola sekresi hormon dari kelenjar pituitari, yang mengatur produksi testosteron dan sperma pada pria serta estrogen dan ovulasi pada wanita, jelas Coss.

BACA JUGA: Upaya Sejahterakan Masyarakat, PT Berau Coal Lakukan Pembinaan kepada Masyarakat

"Ketika neuron-neuron di hipotalamus tidak berfungsi dengan baik, seperti pada obesitas, hal ini menyebabkan kadar hormon dari kelenjar pituitari menurun dan produksi testosteron serta sperma berkurang. Yang mengejutkan kami adalah bahwa situs utama efek obesitas adalah otak, bukan testis atau pituitari, dalam mengganggu fungsi normal neuron yang mengatur reproduksi," ungkap Coss, menambahkan bahwa mekanisme otak yang diamati pada tikus laboratorium juga ada pada manusia.

Peneliti juga menemukan bahwa diet tinggi lemak mengurangi sinapsis di otak, yaitu tempat di mana neuron berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain.

BACA JUGA: Konsumsi Pornografi Tingkatkan Risiko Disfungsi Seksual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: