Seragam Sekolah Gratis Dibagikan Pekan ini, Disdikbud Balikpapan: Orang Tua Tidak Perlu Membeli

Seragam Sekolah Gratis Dibagikan Pekan ini, Disdikbud Balikpapan: Orang Tua Tidak Perlu Membeli

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Irfan Taufik.-(Foto/Istimewa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan akan membagikan seragam sekolah gratis untuk pelajar tingkat taman kanak-kanan (TK), sekolah dasar (SD), dan SMP pekan ini. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Irfan Taufik mengatakan bahwa seragam telah tiba di Balikpapan dan siap didistribusikan dari gudang ke sekolah-sekolah negeri maupun swasta.

Menurut Irfan, setiap siswa SD dan SMP akan menerima tiga set seragam, yakni putih merah untuk SD dan putih biru untuk SMP, serta seragam pramuka dan batik. Seragam batik juga akan dibagikan untuk siswa TK.

BACA JUGA: TPPS Kaltim Dorong Sekolah dan Lingkungan Keluarga Peduli Stunting

"Jumlah seragam untuk SD sebanyak 12 ribu set, dan untuk SMP ada 8 ribu set, sedangkan untuk TK jumlahnya belum dapat dipastikan," ujar Irfan pada Senin (15/7/2024).

Irfan menjelaskan bahwa pendataan penerima seragam dilakukan saat pendaftaran ulang pada 5-6 Juli 2024 untuk jalur zonasi, afirmasi, prestasi, dan perpindahan orang tua. Serta pada 8-9 Juli 2024 untuk jalur reguler.

BACA JUGA: Meski Gemar Membaca, Literasi Digital Masyarakat Indonesia Ternyata Masih Rendah, Kok Bisa?

"Orang tua tidak perlu membeli seragam, karena sudah disiapkan sebelum anak-anak masuk sekolah," tambahnya.

Irfan juga menegaskan bahwa seragam sekolah ini dibagikan kepada siswa TK, SD, dan SMP baik di sekolah negeri maupun swasta.

Minggu ini, bertepatan dengan masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi siswa baru, Irfan menuturkan bahwa anak-anak masih mengenakan seragam TK mereka.

BACA JUGA: Pelajar Duta Anti Narkoba Balikpapan Ingin Edukasi Masyarakat dengan Cara Kreatif

"MPLS ini selaras dengan program merdeka belajar, yaitu transisi dari PAUD atau TK ke SD yang menyenangkan," ungkapnya.

Irfan menjelaskan bahwa tantangan utama adalah memastikan pembelajaran di awal SD tidak terlalu berbeda dengan pengalaman di TK.

"Selama MPLS, siswa diperkenalkan dengan kepala sekolah, guru, dan lingkungan sekolah mereka, termasuk mushola, toilet, dan ruang kelas," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: