Bulog Berencana Akuisisi Perusahaan Beras di Kamboja, ini Komentar Ombudsman RI

Bulog Berencana Akuisisi Perusahaan Beras di Kamboja, ini Komentar Ombudsman RI

Petani Thailand mengoperasikan mesin pemanen padi untuk meningkatkan produktivitas kerja.-(Ilustrasi/Bangkok Post)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Perum Bulog sebagai badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pangan, tengah merencanakan langkah strategis dengan mengakuisisi perusahaan beras di Kamboja. 

Rencana ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Ombudsman Republik Indonesia (RI). 

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Jumat (14/6/2024), Yeka Hendra Fatika, anggota Ombudsman RI, menyebut langkah tersebut sebagai terobosan yang bagus.

BACA JUGA: Bulog Jamin Stok Beras di Paser dan PPU Aman Sampai Desember

"Terobosan bagus itu. Kalau bisa Bulog mengakuisisi lahan-lahan yang ada di Thailand, Vietnam, dan Australia juga sehingga kita tidak perlu impor, bagus itu," ujar Yeka di Kantor Ombudsman RI di Jakarta Pusat. 

Menurut Yeka, mahalnya investasi lahan di Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa langkah akuisisi di luar negeri ini patut dipertimbangkan. Dengan mengakuisisi perusahaan-perusahaan beras di negara-negara yang memiliki lahan lebih murah, biaya produksi bisa ditekan lebih rendah.

"Bulog bisa saja berasnya ditanam oleh petani di Thailand, Vietnam, dan Kamboja, karena lahan di sana masih murah. Jadi biaya produksinya jauh lebih murah daripada di Indonesia," imbuhnya.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, Harga Bahan Pokok Stabil dan Bumbu Dapur Meroket 

Lebih lanjut, ia berharap bahwa hasil dari akuisisi ini nantinya bisa membawa manfaat langsung kepada masyarakat Indonesia, terutama dalam bentuk harga beras yang lebih terjangkau. 

"Jangan sampai setelah akuisisi, beras impor masih mahal, itu terlalu," tegasnya.

Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, menyatakan kesiapan Bulog untuk menjalankan penugasan dari pemerintah terkait kerjasama ekonomi dan investasi pangan dengan Kamboja.

BACA JUGA: Elpiji Tiga Kilogram Langka di Anggana, Pedagang Terpaksa Libur Jualan 

"Pada dasarnya kami siap melaksanakan penugasan tersebut. Kami juga telah melakukan komunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh dan dengan beberapa pelaku usaha beras di Kamboja dan negara sekitarnya," kata Bayu, dikutip dari laman Bulog, Sabtu (15/6/2024).

Bulog telah memiliki sejarah kerjasama perdagangan beras dengan Kamboja baik melalui skema business-to-business (B2B) maupun government-to-government (G2G) sejak tahun 2023 dan awal 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: