ASI Bubuk Jadi Tren Ibu-ibu 'Zaman Now', IDAI dan BKKBN Beri Komentar
Penggunaan ASI bubuk menjadi tren ibu-ibu muda di era ini.-(Istimewa)-
BACA JUGA: Manfaat Air Rebusan Daun Sirih untuk Mengatasi Berbagai Penyakit, Salah Satunya Infeksi dan Luka
Menurut Hasto, ASI yang dibekukan (freezing) lebih baik daripada ASI bubuk.
"Memang freezing itu jauh lebih bisa dipercaya, karena ketika dalam bentuk lain (bubuk), olahan lain, saya kira sudah ada pembawanya, pembawa itu ya partikel lain dalam bentuk misalnya serbuk, dan yang lain-lain ada pembawanya. Nah oleh karena itu kalau yang ASI dibekukan kan masih pure, murni," ucap Hasto di Jakarta, Selasa.
Hasto mengatakan, proses penyimpanan ASI sudah ada proedur tetap (protap), disesuaikan dengan daya tahan, lama penyimpanan, dan suhunya.
BACA JUGA: Bermain Gawai Lebih dari 20 Menit Sehari Tingkatkan Potensi Anak Menjadi Tantrum
"Kalau misalkan untuk daya tahan sekian jam itu sekian derajat Celcius. Kalau sekian jam atau sekian lama sekian derajat itu sudah ada. Jadi, sebetulnya protokol penyimpanan atau freezing itu sudah ada, lama freezing-nya, lama menyimpan dan suhunya," tuturnya.
Hasto menjelaskan, pembekuan ASI ini sama halnya dengan protap penyimpanan sperma.
"Itu kan bisa lama, embrio bisa disimpan di bawah 70 derajat, bisa untuk puluhan tahun. Jadi tentang penyimpanan beku ini tergantung lamanya, sama suhunya, itu saja. Kemudian dipakai untuk berapa lama. Itu saja," ujar Hasto.
BACA JUGA: 7 Alasan Anak-anak Indonesia Perlu Belajar Berenang
Dokter spesialis kandungan ini juga mengatakan bahwa ASI bubuk lebih berisiko karena sudah dicampur dengan bahan-bahan yang lain.
Sementara terkait donor ASI, kata Hasto, hal tersebut diperbolehkan, namun tentunya bagi umat Islam harus tetap merujuk pada ketentuan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: