Rudy Mas'ud Kritik Infrastruktur Jalan di Kaltim, Begini Tanggapan Akademisi Unmul
Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman Samarinda, Purwadi Purwoharsojo-(Istimewa)-
Di Provinsi Kaltim, ungkap Purwadi, masih banyak persoalan pembangunan yang sampai saat ini belum diatasi secara optimal oleh pemerintah.
BACA JUGA: Jelang Pilkada 2024 Golkar Kaltim Kerahkan Tiga Lembaga Survei
Bicara soal infrastruktur, kata Purwadi, tidak hanya soal jalan saja. Tapi juga soal pendidikan, kesehatan, air minum bersih, jaringan internet.
Kemudian, deretan persoalan lainnya juga seperti stunting, kemiskinan, ketahanan pangan yang masih dipasok dari luar daerah serta persoalan lainya.
Semua persoalan tersebut diperlukan penanganan segera. Semua pemangku kepentingan harus duduk bareng, termasuk DPR baik di tingkat daerah maupun pusat.
"Kita di Kaltim ini masih banyak persoalan pembangunan yang harus segera diatasi. Masih banyak jalan yang rusak, masih banyak masyarakat yang belum menikmati air minum bersih, masih ada daerah yang belum teraliri listrik. Apalagi di daerah pedalaman seperti Mahakam Ulu dan di beberapa daerah lainnya," kata Purwadi.
Karena itu, tegas Purwadi, Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024 ini, semua figur yang maju dalam kontestasi harus betul-betul memahami persoalan-persoalan tersebut.
BACA JUGA: Didukung DPP Golkar, Syarifah Masitah Assegaf Siap Bertarung pada Pilkada Paser
Adapun figur yang mencuat ke publik dan bakal maju dalam kontestasi Pilgub Kaltim seperti Rudy Mas'ud, Isran Noor dan Mahyudin.
Menurut Purwadi, figur-figur tersebut harus memiliki komitmen dan gagasan yang konkret serta memiliki keberanian untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi selama ini.
"Jangan sampai figur yang maju di Pilkada Kaltim justru saling menyalahkan figur yang lain," imbuhnya.
Menurut Dosen Unmul ini, setiap kepala daerah di Kaltim selama ini tidak ada prestasi yang menonjol dari sisi pembangunan.
Kata dia, yang membedakan dari setiap kepala daerah di Kaltim hanya sebatas tagline saja. Seperti Awang Faroek dengan tagline "Membangun Kaltim untuk Semua". Kemudian Isran Noor dengan tagline "Kaltim Berdaulat".
Selain perbedaan itu, kata dia, tidak ada hal yang paling menonjol, bahkan dari setiap persoalan yang ada juga tidak pernah diatasi secara optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: