Rudy Mas'ud Kritik Infrastruktur Jalan di Kaltim, Begini Tanggapan Akademisi Unmul

Rudy Mas'ud Kritik Infrastruktur Jalan di Kaltim, Begini Tanggapan Akademisi Unmul

Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman Samarinda, Purwadi Purwoharsojo-(Istimewa)-

Seperti aktivitas tambang ilegal yang semakin merajalela, bahkan hingga menelan puluhan korban yang mati di lubang tambang akibat tidak dilakukan reklamasi pasca tambang. Kemudian kelangkaan BBM akibat aktivitas para pengetap yang terus terjadi dan lain sebagainya.

"Zamannya Awang Faroek, Tol Samarinda-Balikpapan, jembatan kembar, gedung hijau sempaja. Ya lumayan lah  gagasan jaman awang faroek. Tapi yang resmikan, potong pita Isran Noor-Hadi," sebutnya.

"Isran Noor, katanya Kaltim Berdaulat tapi nggak bisa lawan tambang ilegal di kaltim. Nggak mampu lawan pengetap saat BBM langka hampir di semua kabupaten/kota di Kaltim," ujarnya lagi.

Terkait kenaikan APBD Kaltim yang  mencapai Rp 25 triliun di masa kepemimpinan Isran Noor-Hadi Mulyadi, menurut Purwadi itu merupakan hal yang wajar, meskipun masih jauh dari yang diharapkan. 

Kenaikan APBD tersebut, tidak sebanding dengan masifnya pengerukan Sumber Daya Alam (SDA) di Kaltim selama ini. Seperti batu bara, migas, sawit dan lainnya.

BACA JUGA: Pasien Bertumpuk di Ruang Tunggu, Akmal Malik Minta Manajemen RSUD AWS Samarinda Berbenah

Diakuinya bahwa, selama ini Provinsi Kaltim belum mendapatkan dana perimbangan yang adil dari pemerintah pusat. Padahal Kaltim merupakan salah satu daerah penyumbang devisa negara.

"Saya sih nggak kaget dan kita nggak perlu heran lah jika APBD Kaltim naik, seiring dengan naiknya pengerukan SDA di Kaltim selama ini. Kita belum mendapatkan dana pembagian yang adil dari pusat. Nah ini yang seharusnya juga diperjuangkan oleh legislator Dapil Kaltim di pusat," tuturnya.

Karena itu, ia menegaskan agar seluruh figur yang maju dalam kontestasi Pilkada Kaltim harus mampu melakukan gebrakan baru.

Harus mampu mengelola seluruh potensi sumber daya alam di Kaltim serta menerapkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Seperti potensi pariwisata, pertanian dan potensi lainnya.

Purwadi menambahkan bahwa, Pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kaltim belum ada dampak yang signifikan terhadap pembangunan di Kaltim. Bahkan pembangunan yang sedang berlangsung justru hanya fokus di kawasan IKN saja. Sementara konektivitas antar kabupaten dan kota se-Kaltim belum ada perhatian yang signifikan.

"IKN itu sibuk dengan dirinya sendiri saja, makanya pemimpin di Kaltim harus betul-betul memahami persoalan yang ada selama ini. Potensi SDA di Kaltim ini luar biasa, pariwisatanya luar biasa, tapi aksesibilitas masih menjadi persoalan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: