Pramuka di Persimpangan Jalan: Fleksibilitas Kurikulum Vs Kehilangan Nilai-Nilai Tradisional

Pramuka di Persimpangan Jalan: Fleksibilitas Kurikulum Vs Kehilangan Nilai-Nilai Tradisional

Dosen Universitas Mulawarman, Desy Rusmawaty-(Dok. Pribadi)-

"TEPUK Pramuka, Prok..prok..prok". Panggilan yang menggetarkan hati para pramuka mengingatkan akan semangat untuk menghadapi tantangan dan petualangan. Namun sejak ditetapkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2024 mulai tanggal 26 Maret 2024 menimbulkan polemik tersendiri. 

Setelah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan Indonesia, penghapusan status pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib menimbulkan perdebatan yang mendalam tentang manfaat dan nilai dari kegiatan tersebut. 

Ada yang mendukung keputusan ini dengan mengatakan bahwa itu akan membuat kurikulum lebih fleksibel dan membuat beban siswa lebih ringan. Namun, banyak yang mengatakan bahwa pramuka tidak mengajarkan nilai-nilai penting seperti kebersamaan, kemandirian, dan kepemimpinan. 

Baca Juga:

Ini Tanggapan Praktisi Pendidikan Terkait Penghapusan Kewajiban Pramuka di Sekolah

Dengan mempertimbangkan keadaan yang rumit ini, penting untuk mempelajari secara menyeluruh manfaat dan kekurangan kebijakan ini.

Penghapusan pramuka sebagai ekskul wajib dianggap sebagai langkah menuju kebebasan kurikulum yang lebih besar. Dengan menghapus kewajiban pramuka, sekolah memiliki kesempatan untuk mengatur waktu dan sumber daya mereka dengan lebih fleksibel, yang memungkinkan mereka menyesuaikan kurikulum ekstrakurikuler dengan lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. 

Ini dipandang sebagai langkah maju menuju pendidikan yang lebih inklusif dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain itu, diharapkan fleksibilitas ini akan membantu siswa mengurangi tekanan karena kurikulum yang semakin padat.

Namun, ada yang mengkhawatirkan dampak dari penghapusan status pramuka wajib di balik perdebatan tentang fleksibilitas kurikulum. 

Pramuka mengajarkan pembentukan karakter selain kegiatan lapangan. Kehilangan status wajib dapat berarti kehilangan kesempatan bagi siswa untuk belajar nilai-nilai penting seperti kemandirian, kebersamaan, dan kepemimpinan. 

Baca Juga:

Ramai Isu Ekstrakurikuler Pramuka Dihapus, Kemendikbudristek Beri Klarifikasi

Pramuka telah terbukti berfungsi sebagai wadah yang efektif untuk mengajarkan keterampilan praktis, seperti keterampilan pertolongan pertama, keterampilan survival, dan keterampilan teknologi informasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Oleh karena itu, mengurangi status pramuka yang wajib dapat mengurangi akses siswa terhadap pembelajaran yang menyeluruh dan menyeluruh. 

Pramuka memainkan peran penting dalam membangun hubungan manusia dengan alam karena mereka menekankan kehidupan di alam terbuka. Siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dunia sekitar melalui kegiatan seperti mengunjungi alam, mendirikan kemah, dan melakukan eksplorasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: