Petaniku, Harapanku dan Masa Depan Ketahanan Pangan di Kaltim

Salah seorang pemuda lokal di Tenggarong Seberang, Kukar, tengah membuat bibit jamur tiram.-Ari/Disway-
Pemprov Kaltim sendiri tidak tinggal diam dalam mengatasi benang kusut persoalan pangan di Bumi Etam. Mengatasi krisis SDM petani hanya satu di antaranya. Memenuhi target pangan adalah yang paling pokok. Beberapa hal pun jadi fokus program. Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim Adiyati Yahya menjelaskan di antaranya. Seperti perluasan lahan pertanian. Saat ini lahan tanam pertanian di Kaltim baru seluas sekitar 41,406 hektare. Masih belum cukup untuk memenuhi cadangan pangan di Kaltim. Program selanjutnya adalah modernisasi alat pertanian, yang juga didukung dengan peningkatan kualitas SDM. Nah, petani milenial masuk di kategori terakhir ini.
"Petani-petani milenial harus diberikan latihan serta sosialisasi yang masif untuk meningkatkan tren minat dalam sektor petanian tadi," jelasnya. Lalu, bagaimana caranya mengajak para Gen Z agar tertarik menjadi petani?
Ketua Duta Petani Milenial Kaltim Made Susana, yang masih duduk di teras rumahnya, menyarankan agar pemerintah sering-sering mengenalkan sosok petani muda yang sukses. Problem bagi Gen Z adalah mereka tidak memiliki role model atau panutan, siapa petani muda yang bisa menghasilkan cuan. Made mencontohkan salah satu petani muda di Balikpapan bernama Agus Sukoco yang berhasil menanam semangka di lahan seluas 16 hektare di daerah Ambalat. Bahkan semangka-semangka tersebut berhasil ekspor hingga ke Jawa Timur. Padahal biasanya, Kaltim termasuk rutin mengimpor semangka dari luar daerah. Namun keberhasilan petani tersebut mendobrak tradisi tadi.
“Lebih menonjolkan teman-teman yang sudah lama eksis, bahwa petani itu enggak kuno kok. Sampaikan saja prestasi teman-teman petani tadi,” harap lelaki yang masih duduk bersila di pelatarannya sambil mengenakan kaos merahnya itu.
Harapannya dengan cara itu para Gen Z bisa tertarik bertani. Agar kebutuhan pangan di Kaltim bisa terpenuhi melalui tenaga SDM lokal. Syukur-syukur bisa ekspor hasil pangan sendiri hingga ke IKN. (boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: