Harga Beras di Kaltim Naik, Ternyata Ini Toh Penyebabnya

 Harga Beras di Kaltim Naik, Ternyata Ini Toh Penyebabnya

Kepala Disperindagkop UMKM Kaltim, Heni Purwaningsih.-Iswanto/Disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Harga bahan pokok terutama beras alami kenaikan di pasaran. Penyebabnya bukan karena stok kurang. Tapi karena cuaca ekstrem sehingga memengaruhi impor pasokan dari daerah penghasil. 

Hal itu diutarakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, (Disperindagkop UMKM) Kaltim Heni Purwaningsih. 

Menurutnya, kenaikan harga tersebut disebabkan karena faktor cuaca ekstrim (El Nino) terutama di daerah penghasil padi seperti Sulawesi dan Jawa Timur. Sehingga hal itu yang menyebabkan harga gabah kering di tingkat petani mengalami kenaikan.

BACA JUGA:Beras Bulog di Pasar Sepinggan Balikpapan Dijual 11.500 per Kg, Pedagang Ambil Keuntungan Seribu Rupiah

"Kenapa harga beras mahal, karena gabah kering di tingkat petani dan juga di   daerah penghasil padi itu sudah naik. Dampak El Nino iya kan. Karena pada saat mereka (petani) mau panen ternyata gagal panen," ungkap Heni kepada media ini, Kamis 29 Februari 2024. 

Sejauh ini pasokan beras di Kaltim sebagian besar masih didatangkan dari Sulawesi dan Jawa Timur. Sehingga jika kenaikan harga beras di Kaltim mengalami kenaikan, maka itu tergantung kondisi petani di daerah penghasil tadi.

Dijelaskan Heni bahwa dampak El Nino yang belum pulih 100 persen ini tentu saja sangat berdampak pada kualitas hasil pertanian padi. Apalagi kata Heni, di beberapa sentra penghasil padi juga saat ini belum memasuki masa panen raya.

"Jadi itu yang menyebabkan harga jual beras di tingkat konsumen itu naik. Ini dampak El Nino kemarin," ujarnya.

Menurutnya, harga beras di Kaltim diprediksi akan mulai turun di bulan Maret hingga April. Sebab di beberapa sentra penghasil padi sudah memasuki masa panen raya pada bulan tersebut.

BACA JUGA:Tinjau Gudang Bulog di Balikpapan, Pj Gubernur Kaltim Pastikan Stok Beras Aman Sampai Lebaran

"Nanti di beberapa sentra padi itu sudah panen raya. Kita harapkan sudah turun harga beras," imbuhnya.

Heni memastikan bahwa, ketersediaan beras di Kaltim sejauh ini masih sangat cukup atau tidak mengalami kekurangan, bahkan sampai memasuki lebaran nanti. Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak perlu panic buying dengan kenaikan harga beras yang terjadi sekarang.

"Masyarakat tak perlu panic buying, tak perlu melakukan aksi borongan, karena stok beras kita masih cukup bahkan sampai lebaran nanti," tegasnya.

Sebagai informasi, harga beras beberapa pasaran di Kaltim yang semula paling mahal Rp 14 ribu. Namun saat ini melonjak naik, bahkan hingga mencapai Rp 18 ribu per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: