Sistem Irigasi Digital, Bantu Petani Bawang di Penajam Atasi Musim Kemarau

Sistem Irigasi Digital, Bantu Petani Bawang di Penajam Atasi Musim Kemarau

Teknologi digital farming yang diterapkan oleh Kelompok Tani Karya Usaha di Desa Rintik, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.-(Disway/ Istimewa)-

PENAJAM, NOMORSATUKALTIM  - Petani bawang merah di Penajam Paser Utara berhasil mengatasi musim kemarau melalui ‘sistem irigasi digital farming’.

Melalui penerapan teknologi sederhana ini, bawang merah yang mereka budidayakan bisa menghasilkan  ubinan hingga 8,335 kg atau sertara 13 ton/ha di musim kering.

Mereka adalah Kelompok Tani (Poktan) Karya Usaha yang ada di Desa Rintik, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Rozihan Asward menilai, hasil ini menunjukan bahwa potensi penerapan teknologi yang diprakarsai Bank Indonesia (BI) itu berhasil.

Nyaris tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan maupun pengelolaan hama penyakit selama proses tanam hingga panen.

“Ini adalah salah satu upaya pemda melalui Dinas Pertanian PPU dalam penyediaan sumber benih bawang merah serta pengendalian inflasi yang ada di kabupaten PPU,” kata Rozihan Asward, dikutip dari laman Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten PPU, Rabu (22/11/2023).

Rozihan Asward berharap teknologi ini dapat berkembang dan bisa diadopsi oleh poktan lain di Kabupaten PPU.

Menurutnya potensi pengembangan komoditas bawang merah di wilayah PPU, khususnya Kecamatan Babulu juga masih sangat luas. Teknologi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan para petani di kawasan penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Diharapkan teknologi ini dapat terus dikembangkan di PPU untuk meningkatkan produktifitas pertanian kita,” kata Rozihan.

Untuk diketahui, digital farming merupakan integrasi teknologi digital ke dalam pengelolaan tanaman serta proses lain yang terkait dengan budidaya dan pengelolaan sumber daya pangan.

Integrasi ini mengedepankan teknologi digital melalui smartphone dalam rangka mengoperasikan sistem pengkabutan pengairan yang bisa di kendalikan dari jarak jauh oleh pemilik lahan.

Dalam aplikasinya, perangkat ini dikombinasikan dengan indikator PH (keasaman tanah). Sehingga apabila PH tanah berada di bawah 5, secara otomatis sistem pengkabutan air akan menyala sendiri.


Para petani menunjukkan bawang merah yang dibudidayakan dengan teknologi digital irigasi.-(Disway/ Istimewa)-

Rozihan memuji peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memfasilitasi penerapan teknologi ini untuk mengatasi musim kemarau.

“Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Babulu melalui PPL di wilayah itu telah mencoba memfasilitasi teknologi sederhana tersebut, dalam budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dengan sistem irigasi digital farming,” beber Rozihan.

Ia berharap, setiap desa/kelurahan di PPU dapat mempunyai komoditas unggulan yang spesifik.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: