WHO Nilai RS Al-Shifa Sudah Berubah jadi Zona Kematian

WHO Nilai RS Al-Shifa Sudah Berubah jadi Zona Kematian

al-shifa menjadi zona kematian ketika berhenti beroperasi-(ist)-

NOMORSATUKALTIM - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rumah sakit (RS) terbesar di Gaza, Rumah sakit Al-Shifa telah berubah menjadi zona kematian di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.

Menurut juru bicara WHO Margaret Harris, rumah sakit tersebut dibom ketika Israel melancarkan beberapa serangan udara di utara Jalur Gaza. Sebuah tim kemanusiaan dari WHO dan PBB menilai situasi di Al Shifa selama satu jam setelah pasukan Israel mendudukinya dan mencoba mengevakuasi  para warga.

“Karena keterbatasan waktu terkait dengan situasi keamanan, tim hanya dapat menghabiskan satu jam di dalam rumah sakit, yang mereka gambarkan sebagai 'zona kematian', dan situasinya mendesak',” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu. 

Margaret Harris menyebut, terlihat nda-tanda penembakan dan tembakan terlihat jelas. 

“Tim melihat kuburan massal di pintu masuk rumah sakit dan diberitahu bahwa lebih dari 80 orang dimakamkan di sana,” kata Margaret Harris.

WHO menjelaskan situasi mengerikan di Rumah Sakit Al-Shifa dimana 291 pasien dan 25 petugas kesehatan masih berada di sana. Banyak dari mereka yang tersisa berada dalam kondisi kritis. Beberapa pasien juga meninggal di dalam selama 2-3 hari terakhir karena layanan medis ditutup.

“Selama 24-72 jam ke depan, sambil menunggu jaminan perjalanan yang aman dari pihak-pihak yang berkonflik, misi tambahan sedang diatur untuk segera mengangkut pasien dari Al-Shifa ke Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Gaza Eropa di selatan Gaza,” kata WHO

Namun, rumah sakit-rumah sakit ini sudah bekerja melebihi kapasitasnya, dan rujukan baru dari Rumah Sakit Al-Shifa akan semakin membebani staf dan sumber daya kesehatan yang terbebani.



Pada hari Minggu, Associated Press melaporkan bahwa 32 bayi telah dievakuasi dari rumah sakit dan sedang dalam perjalanan ke Mesir.

Al-Shifa tidak bisa lagi berfungsi sebagai rumah sakit karena kekurangan bahan bakar, air bersih, obat-obatan, makanan, dan bantuan penting lainnya selama 6 minggu terakhir.

Pasien yang tersisa di Al-Shifa diperkirakan akan dipindahkan ke Kompleks Medis Nassar dan rumah sakit Gaza Eropa di selatan Jalur Gaza, meskipun rumah sakit tersebut “bekerja melebihi kapasitas.” 

Sebuah tim kelompok bantuan medis dan kemanusiaan berhasil mengevakuasi 31 bayi prematur dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara pada hari Minggu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan.

Mereka diangkut ke selatan Gaza ke Rumah Sakit Emirates di Rafah dengan ambulans PRCS, kata kelompok itu.

Evakuasi tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Sehari sebelumnya, tim gabungan penilai kemanusiaan PBB, yang dipimpin oleh WHO, memasuki Al-Shifa untuk melihat secara langsung kondisi mengerikan di fasilitas tersebut, kata kelompok tersebut.

Al-Shifa telah berubah menjadi titik fokus operasi militer Israel dalam beberapa hari terakhir.

Ketika militer Israel meningkatkan operasinya di Gaza, tim PBB berupaya mengevakuasi pasien yang tersisa di rumah sakit dengan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id